[Puisi] Perempuan Penikmat Mendung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ia duduk bertopang dagu menatap awan
Netranya terang menembus kelam
Bisik angin menyisir keheningan
Gelitik yang menggoda senyum
Pada bibir yang tersungging kepastian
Juga pipi yang merona oleh malam
Tak peduli kilau kilat menyemburkan ketakutan
Ia tak bisa berhenti menikmati salam cinta sang alam
Melalui kegelapan mendung yang menggetarkan
Adalah anugerah bagi sosok berbalut jubah hitam
Sembari menikmati secangkir harapan
Semangkuk mimpi yang tak pernah padam
Juga sepiring cita di masa depan
Aroma tanah basah tumpah ruah tercium
"Wahai, hujan telah turun!"
Baca Juga: [PUISI] Tawa di Bulan Juli
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.