[PUISI] Hamba yang Nyata

Aku dan waktu yang terus melaju

Detik memanggil di kala sunyi
Suarakan cerita dalam repetisi
Tentang waktu yang tak akan kembali
Tentang fana yang belum disadari

Hamba dari segala binasa
Sibuk berjalan mengitari dunia
Mencari nama yang hanya sementara
Tertawa di atas panggung sandiwara

Tiada tahu jatuh ke dalam jurang
Tiada tahu tenggelam di dasar lautan
Terkapar dalam hampa harapan
Tinggalkan buih kenestapaan

Naluri diri selalu mencari Tuhannya
Bilamana datang akan derita
Berharap pertolongan yang nyata
Meski hanya setitik debu tak kasat mata
Tuhan ulurkan tali tambang

Menyelamatkan dari dalamnya jurang
Tuhan perintahkan paus berenang
Selamatkan hamba dari dinginnya lautan
Sujud syukur dari seorang hamba

Bersama sujud rindu penuh air mata
Berharap Tuhan menemani hijrahnya
Hingga surga kelak menyapa
Berdiri congkak seorang hamba

Berjalan di atas keingkaran jua
Pertolongan Tuhan semu semata
Hanya neraka yang kan tersisa
Harap hamba jadi hamba yang nyata

Lembut hati akan kebenaran
Bukan hamba yang penuh dusta
Keras hati akan keberadaan Tuhan
Sungguh Tuhan Maha Pengasih

Di antara milyaran manusia di bumi
Dia beri kesempatan hamba kembali
Berjalan di atas kasih sayang-Nya yang hakiki

Baca Juga: [PUISI] Merindui Dirimu 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Nur Dik Yah Photo Writer Nur Dik Yah

Just Fiction! Kita, dan segala cerita yang ada. Follow instagram @dikyahnur

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya