[PUISI] Beban Jadi Dewasa

Meski berat tetap harus tetap bertahan

Dulu sekali, kulihat dunia versiku menerang
Ada macam warna yang tak bisa kuhafal dengan jelas
Lari ke sana kemari kulakukan tanpa takut
Jatuh pun hanya membuatku menangis tanpa sakit

Dulu, banyak hal yang menerangi mimpiku
Satu dua kali kuubah karena merasa tidak sempurna
“Ah yang ini tidak keren," ucapku
Lucu, siklus hidup berubah begitu cepatnya

Kini, awanku seakan berubah menjadi kelabu
Langit birunya yang dulu jadi bagian favoritku
Kini hilang entah ke mana
Setitik pun tak tampak di mataku

Kini, lengkungan bibirku menjadi datar sekali
Mataku sayu dengan alis yang mengerut
Pikirku kacau, hatiku sedih
Entah beban apa lagi yang harus kupikir esok hari

Baca Juga: [PUISI] Kurengkuh Tangis Ibu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Nur Tazkiyah Sejati Photo Verified Writer Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya