[PUISI] Bolehkah Aku Merindukanmu?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat pagi menjadi begitu dingin
Hingga menanti hangat terasa kosong
Bersama tetes embun yang tak kunjung jatuh
Tertahan lekat pada dedaunan rapuh
Menopang dalam letih yang luar biasa
Saat siang menjadi terlampau terik
Hingga teduh pepohonan teramat didamba
Bersama semilir angin yang tiupkan rasa
Mengambang di antara celah udara
Hembuskan pesan entah dari mana
Saat senja menjadi sangat singkat
Hingga semburat jingga tampak memudar cepat
Di antara kelabu mega yang kian pekat
Menghitam terjebak kelam mencekat
Dalam pelukan malam tanpa rembulan
Sejak pagi hingga senja
Tampak setangkai rindu mulai menatap hampa
Meratap hela bersama rasa yang kian menggeliat
Dalam resah kerinduan pada raga yang menghilang
Embun memilih tak menetes
Udara tak lagi sudi hembuskan rasa
Dan rembulan tak rela tertangkap malam
Namun,
Bolehkah aku tetap merindukanmu?
Dari sela-sela asa yang tertinggal
Di sini, dalam ruang hampa tawa
Baca Juga: [PUISI] Sahabat Asing
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.