[PUISI] Bolehkah Aku Merindukanmu?

Sejak pagi hingga senja

Saat pagi menjadi begitu dingin
Hingga menanti hangat terasa kosong
Bersama tetes embun yang tak kunjung jatuh
Tertahan lekat pada dedaunan rapuh
Menopang dalam letih yang luar biasa

Saat siang menjadi terlampau terik
Hingga teduh pepohonan teramat didamba
Bersama semilir angin yang tiupkan rasa
Mengambang di antara celah udara
Hembuskan pesan entah dari mana

Saat senja menjadi sangat singkat
Hingga semburat jingga tampak memudar cepat
Di antara kelabu mega yang kian pekat
Menghitam terjebak kelam mencekat

Dalam pelukan malam tanpa rembulan
Sejak pagi hingga senja
Tampak setangkai rindu mulai menatap hampa
Meratap hela bersama rasa yang kian menggeliat

Dalam resah kerinduan pada raga yang menghilang
Embun memilih tak menetes
Udara tak lagi sudi hembuskan rasa
Dan rembulan tak rela tertangkap malam

Namun,
Bolehkah aku tetap merindukanmu?
Dari sela-sela asa yang tertinggal
Di sini, dalam ruang hampa tawa

Baca Juga: [PUISI] Sahabat Asing

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya