[PUISI] Memandangi Polah Langit

bersama mata yang tak kunjung memejam

 

siang tadi...
nampak awan berlari kencang
seolah dikejar waktu
diburu deru yang menggebu
memaksa hela mengikuti detak tak beraturan

 

di penghujung sore
rintik mulai menari di balik jendela
merasa terusir dari langit
yang tak mampu lagi menampung butiran
terpedaya sesak hingga menangis

 

kuharap senja sudi hadir
bersama rona jingga yang terlukis
membayangi langit dalam semburat teduh
menenangkan gemuruh
menyambut malam yang mulai mengaduh

 

wahai malam...
sabarlah sebentar lagi
sedang kurayu senja 'tuk tinggal lebih lama
menemani kesendirian embun
menuju tetes terakhirnya pada basah

 

kini embun t'lah lenyap tanpa jejak
memasrah dalam pelukan resap
tertimbun genangan hujan
yang sebentar pergi
sebentar datang lagi, lebih deras

 

lalu aku...
hanya mampu memandangi polah langit
riuh awan yang berlari
rintik hujan yang menari
kepasrahan embun yang membisu
dan mata yang tak kunjung memejam...

Baca Juga: [PUISI] Menatap ke Arahmu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya