[PUISI] Raga di Hadapan Cermin

aku benci melihatmu seperti ini

 

aku benci melihatmu terjatuh
berdiam diri di kubangan asa kosong
memasrahkan jiwa pada sepi
menenggelamkan sukma dibalik kabut
mengais sisa bara yang mulai luruh
terendam kehampaan

 

aku terluka menatapmu hanyut
berlalu menuju sunyi tanpa tahu melangkah
terseret pusaran bimbang
terkikis tetes hujan dalam hening
mengukir asa diatas pasir yang tersapu ombak

 

haruskah kuambil tanganmu untuk kubawa pergi
atau haruskah kuseret langkahmu untuk kuajak lari
agar kamu kembali hingar
tertawa riuh memecah sepinya langit
menggetarkan denyut bersama detak penuh binar

 

kembalilah hidup
bersoraklah riuh
tulislah kembali kisah ramai
wahai raga di hadapan cermin...

Baca Juga: [Puisi] Penantian pada Batas Waktu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya