[PUISI] Rapuh

Yang masih saja kurasakan

Mengharap hatimu mirip sebuah kisah klasik
Tentang pungguk dan rembulan
Kerinduan yang memuja tanpa balas
Kekonyolan asa yang rapuh

Kamulah rembulan di langit
Dengan segala keindahan
Keteduhan dan keelokan abadi
Nyaris tak tersentuh

Akulah pungguk di bumi
Dengan segala kerendahan
Keputusasaan dan kedangkalan tanpa tepi
Hanya tahu cara mendamba

Aku terdiam sejenak
Lalu menggurat ribuan kata
Tentang pagi, senja, dan malam
Juga tentang rindu tanpa batas

Aku menuliskan kebersamaan kita
Berdua tapi tanpa hadirmu 
Berjalan dan kembali tanpa genggaman
Mendekap tapi tanpa raga 'tuk dipeluk

Apa yang harus kukatakan?
Jika untuk merindu saja harus bersebab
Apa yang harus kulakukan?
Jika untuk berjumpa saja malah terusir

Di tengah kerapuhan ini
Berucap pergi, aku tak mampu
Bersenandung rindu, aku merana
Dan bergumam cinta, aku disangkal

Baca Juga: [PUISI] Hati yang Tercabik

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya