Berteman dengan diri sendiri di tengah guyur hujan yang tak kunjung tenang
Bagaimana tak kesepian?
Tak ada jiwa yang menemani atau,
bagaimana hal yang seharusnya dijalani berdua atau banyak orang
Mana, baterai ponsel hampir habis, aku harus bagaimana, ya?
Menerobos hujan yang lebat seperti ini?
Atau menunggu isya' berikutnya dan menuntaskan ibadah wajib hari ini?
Tuhan! Kirimkan teman satu saja yang bisa memberiku jalan tenang
Agar aku tak ketakutan, agar aku merasa aman
Gadis dua puluh tahun yang sok berani pulang pukul setengah enam petang
Padahal mendung sudah mengepul dan siap menerjunkan rintik-rintiknya
Hentikan hujan ini, Tuhan!
Aku pun ingin segera merebah dan mengistirahatkan badanku yang payah
Belum makan nasi dari siang hari, pun belum minum air putih dari pagi
Keajaiban akan datang atas hamba yang sedang kesusahan, bukankah begitu, Tuhan?
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Terjebak Rinai Hujan

Ilustrasi wanita berpayung (pexels.com/Khoa Võ)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorMega Ansav
Follow Us