[PUISI] Raga Lemah, Jiwa Lelah

Jiwa masih sangat mengenal, yang coba dilupakan raga  

Ringan di pangkal, berat di ujung,
berderai setelah lama patah,
raga lemah, jiwa lelah,
tumpah-ruah

Aku tak mahir menebak,
kukira rasa singkat, sesaat
kukira aku akan baik-baik saja

Selepas usai, baru kusadari
nyatanya dalam dan pekat
nyatanya aku tak baik-baik saja

Rupa, suara, nostalgia telah samar,
tetapi detak masih berdebar,
jiwa masih sangat mengenal,
yang coba dilupakan raga

Belum buyar, seolah tersasar,
pijak manapun yang kupilih,
bersinggungan dengan tapakmu,
terjebak, tak kunjung lepas pergi

Bukan marah, hanya terluka,
oleh ekspektasiku sendiri,
bukan benci, hanya tahu diri,
lukaku tak lebih perih dari dukamu

Dan, waktu akan membasuh luka,
menyapu candu, mengurai nestapa,
mendaur duka jadi suka

Ada lagi kah yang sepertimu?
Tak ada riang yang sama,
pada diri yang berbeda

Seperti buku, sudah tamat
Mungkinkah direka ulang?
Hanya jika, prolog serupa, 
dengan epilog sempurna

Kadang, semesta begitu manja
Kadang, semesta juga tega
mekarkan kembang namun
tumbang sebelum dipetik,
semesta enggan restu

Di bawah langit yang sama,
walau langkah tak lagi seirama,
walau bayang asa sudah sirna,
walau tanpa saling tegur sapa,
semoga lara berubah gembira,
semoga jalan pulang terbuka,
menuju rumah yang rela

Suatu hari nanti,
tanpa disadari, akan terjadi,
berlalu sendiri-sendiri,
dan menepi,
itu pasti.

Baca Juga: [PUISI] Ulung

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Rahmadila Eka Putri Photo Verified Writer Rahmadila Eka Putri

Hai, salam kenal. Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Mari terhubung melalui Facebook (Rahmadila Eka Putri), Instagram (@rahmadilaekaputri), ataupun Twitter (@ladilacious), kritik dan sarannya juga dipersilahkan, lho!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya