[PUISI] Raga Lemah, Jiwa Lelah
![[PUISI] Raga Lemah, Jiwa Lelah](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2023/05/imgonline-com-ua-compressed-uqzqf1amx4kug4lq-0b2e3fe55c98e8dc089991ca6127b017-f93713d0721352f9dd2b7b7aa152d63e_600x400.jpg)
Ringan di pangkal, berat di ujung,
berderai setelah lama patah,
raga lemah, jiwa lelah,
tumpah-ruah
Aku tak mahir menebak,
kukira rasa singkat, sesaat
kukira aku akan baik-baik saja
Selepas usai, baru kusadari
nyatanya dalam dan pekat
nyatanya aku tak baik-baik saja
Rupa, suara, nostalgia telah samar,
tetapi detak masih berdebar,
jiwa masih sangat mengenal,
yang coba dilupakan raga
Belum buyar, seolah tersasar,
pijak manapun yang kupilih,
bersinggungan dengan tapakmu,
terjebak, tak kunjung lepas pergi
Bukan marah, hanya terluka,
oleh ekspektasiku sendiri,
bukan benci, hanya tahu diri,
lukaku tak lebih perih dari dukamu
Dan, waktu akan membasuh luka,
menyapu candu, mengurai nestapa,
mendaur duka jadi suka
Ada lagi kah yang sepertimu?
Tak ada riang yang sama,
pada diri yang berbeda
Seperti buku, sudah tamat
Mungkinkah direka ulang?
Hanya jika, prolog serupa,
dengan epilog sempurna
Kadang, semesta begitu manja
Kadang, semesta juga tega
mekarkan kembang namun
tumbang sebelum dipetik,
semesta enggan restu
Di bawah langit yang sama,
walau langkah tak lagi seirama,
walau bayang asa sudah sirna,
walau tanpa saling tegur sapa,
semoga lara berubah gembira,
semoga jalan pulang terbuka,
menuju rumah yang rela
Suatu hari nanti,
tanpa disadari, akan terjadi,
berlalu sendiri-sendiri,
dan menepi,
itu pasti.
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.