[PUISI] Memeluk Kenangan

Ketika menemukan kepingan waktu

Langkah kaki kecil itu berjalan melambat
Membiarkan perasaan haru menyelimuti jiwanya
Dalam keadaan bernyawa, senyum merekah di wajahnya
Tergesa ia mengejar pilihannya, si gadis pemilik kaki kecil bernyali besar
Pipinya merona, mengenang bagaimana hari bahagianya tiba

Akan memasuki usia remaja, ia tersipu
Menghadapi masa-masa yang terlihat semakin menyenangkan diusianya

Alih-alih bersukacita, nadinya terluka
Tidak berdarah
Hanya terkikis kata-kata yang menghujam pesonanya, kalut
Keji sekali yang terlontar dari bibir para sejawat

Menghakiminya

Bertutur bahwa si gadis pemilik kaki kecil terlalu bermimpi tinggi dan tak akan mampu menggapai cita-cita dan bayangan tentang kehidupan di jaman ini

Dunia milik yang berparas menarik, jelita, bahkan bertahta. Mana mungkin berpihak pada gadis berkaki kecil

Jangan mengada-ada

Tanpa mengatakan satu patah kata, gadis berkaki kecil menutup rapat pintu keingintahuannya

Membiarkan barangkali ia mengalah, jatuh namun tidak berlarut

Ia tidak akan memberi jera, ketika bangkit maka ia bangga meski pernah berduka tetap enggan mematikan rasa.

***

 

Baca Juga: [PUISI] Ingin Aku Ungkapkan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Rievy Putri Photo Writer Rievy Putri

Berbagi sudut pandang dalam memaknai aksara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya