[PUISI] Bumbu Cinta dalam Dapur Asmara

Ditambah bumbu cinta, aku taburkan asmara

Sepoi angin pagi membelai pipimu yang merona
Seiring pula mentari berbagi hangat di diri
Detik-detik jam tangan berjalan mengantar waktu ke depan
Suasana idaman bagi hampir setiap insan

Semerbak aroma kaldu dari semangkuk masakan
Hidangan yang aku siapkan untuk tundukkan rasa lapar
Ditambah bumbu cinta, aku taburkan asmara
Sempurna dalam kata, istimewa dalam rasa

"Sampai di mana kita sekarang?"
"Telah tiba di tiga puluh tahun masa."
"Mau sampai kapan kita bersama?"
Tak perlu kujawab, segera kudekap dan kukecup keningnya dengan manja
"Hingga selamanya, tanpa akhiran kisah."

Klasik serta berlebihan?
Tidak juga,
Bukan masalah pada kalimat cintanya
Namun, kesungguhan mesranya
Serta tulus dalam mencinta
Bukti yang hakiki bahwa cinta itu abadi
Serta rindu senantiasa menghinggapi

Baca Juga: [PUISI] Terminal Kota Pukul Tiga

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Riza AA Photo Verified Writer Riza AA

Pria yang ingin berkarya. Ig: @faruqrizaal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya