[PUISI] Februari Duka

Rindu dan cinta dalam untaian doa

 

16 Februari 2010
Engkau masih jauh dari kata sepuh
Namun, engkau terbaring lemah
Pascaterapi cuci darah
Akibat ginjal yang bermasalah

Ayah, pagi itu engkau tersenyum lemah
Memberi restu untukku ujian mata kuliah
Aku terlalu bodoh, bukan di sisimu
Namun memaksakan ujian semester delapan

Aku kembali, engkau sudah berpulang
Tanpa sempat aku memegang tangan
Tanpa bisa menuntun kalimat Tuhan

Ayah, dua belas tahun sudah
Aku masih seperti bocah yang merindukan ayah
Dalam setiap doa-doaku, engkau ialah nama utama yang kubaca

Ayah, aku rindu pada gelak tawamu
Februari 2010 penuh duka dan air mata
Memisahkan kita untuk selamanya

Ayah, sekelebat aku melihat hadirmu
Membetulkan selimut tidurku
Bila memang segera tiba waktuku
Tak apa, aku telah rela
Segera ingin kembali berjumpa
Dan menerbangkan kembali layang-layang kita

Baca Juga: [PUISI] Terusik oleh Rindu 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Riza AA Photo Verified Writer Riza AA

Pria yang ingin berkarya. Ig: @faruqrizaal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya