[PUISI] Februari Duka
![[PUISI] Februari Duka](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2022/03/child-2887483-1920-a83f9b6906cbfecac7ba59ea4711d181-ec677fafeb5cdaa0ccc347a9d0bcafee_600x400.jpg)
16 Februari 2010
Engkau masih jauh dari kata sepuh
Namun, engkau terbaring lemah
Pascaterapi cuci darah
Akibat ginjal yang bermasalah
Ayah, pagi itu engkau tersenyum lemah
Memberi restu untukku ujian mata kuliah
Aku terlalu bodoh, bukan di sisimu
Namun memaksakan ujian semester delapan
Aku kembali, engkau sudah berpulang
Tanpa sempat aku memegang tangan
Tanpa bisa menuntun kalimat Tuhan
Ayah, dua belas tahun sudah
Aku masih seperti bocah yang merindukan ayah
Dalam setiap doa-doaku, engkau ialah nama utama yang kubaca
Ayah, aku rindu pada gelak tawamu
Februari 2010 penuh duka dan air mata
Memisahkan kita untuk selamanya
Ayah, sekelebat aku melihat hadirmu
Membetulkan selimut tidurku
Bila memang segera tiba waktuku
Tak apa, aku telah rela
Segera ingin kembali berjumpa
Dan menerbangkan kembali layang-layang kita
Baca Juga: [PUISI] Terusik oleh Rindu
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.