[PUISI] Pesan untuk Diriku

Jangan menunda waktu untuk menghamba pada-Nya

Sebuah persamaan hidup yang kujalani
Kesalahan datang dan pergi silih berganti
Adapun sesal itu urusan nanti
Bisa berdamai dengan lantunan tangis hati

Menggumpal sesak di senja kala
Ketika kaki menjadi tiga
Saat hitam mulai dirayapi putih
Sedang perkasa perlahan hilang kuasa

Sejenak bait pertama, baris ketiga dan keempat
menjadi hilang tempat
Memang, tak ada istilah terlambat
Kecuali maut lebih dulu merapat

Tundukkan kepala bersama khidmat diri
Isi nurani dengan kalimat Ilahi
Meminta ampunan tak harus nanti-nanti
Memohon maaf pada Ilahi dimulai sejak dini
Tidak perlu menunggu renta untuk memulai doa
Tidak perlu menunggu senja untuk merapat kepada-Nya

Diriku, dengarlah pesan dari nuranimu
Waktu tidak bisa engkau kuasai
Meski jam tangan mahal bisa engkau beli
Diriku, lekaslah sadar
Waktumu tinggal sebentar
Jangan sampai sesalmu mekar
Saat dirimu belum di jalan yang benar
Sedang sukma perlahan memudar

Baca Juga: [PUISI] Terlena

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Riza AA Photo Verified Writer Riza AA

Pria yang ingin berkarya. Ig: @faruqrizaal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya