[PUISI] Sepucuk Surat untuk Ibu

Ibu, hamba baik-baik saja hanya rindu yang tidak bisa dijeda

Malam ini berguling diri di pembaringan
Sebuah kangen nan langgeng bersemayam di alam sadar

“Bu, apa kabar? Aku di sini baik-baik saja. Semua lancar dan satu hal yang tidak bisa kupendam. Rindu pada Ibu yang teramat dalam."

Kuhirup dalam-dalam aroma kamar kosan
Tak ada kopi ataupun susu coklat
Hanya teko air putih dan dinding kayu tipis

“Bu, anak Ibu selalu sehat. Ibu jangan khawatir, gizi terpenuhi, bahkan kopi di sini juga nikmat sekali, hanya saja tak senikmat kopi buatan Ibu.”

Derap tawa orang yang lalu lalang di gang sempit perkotaan
Seakan menghilangkan keheningan
Kalut untuk dirasakan bagi sebagian orang

“Bu, sudah tiga tahun di rumah kos ini, aku sangat senang. Hening dan nyaman, membalas surat-surat Ibu sebelumnya, aku benar-benar baik di sini. Mohon Ibu jangan risau, tahun depan aku pulang Bu.”

Ketenangan dirimu yang aku harapkan
Restu ibu yang aku pinta
Doa ibu yang aku tunggu
Belaian ibu merawat aku yang kuingat selalu
Maafkan anakmu, tahun ini belum bisa pulang memeluk ibu

Baca Juga: [PUISI] Perjalanan Panjang

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Riza AA Photo Verified Writer Riza AA

Pria yang ingin berkarya. Ig: @faruqrizaal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya