[PUISI] Kurengkuh Tangis Ibu

Bisakah kau dengar tangisnya?

Kurengkuh tangis ibu
Pagi buta menjadi saksi
Di sela raga yang semakin lirih
Banjir air mata kenyang duka

Kurengkuh tangis ibu
Seperti bayi meraung minta susu
Lisan kelu sudahi paradigma
Banjir air mata elak romansa

Kurengkuh tangis ibu
Segala spasi terimpit asumsi
Payah dalam kompromi
Banjir air mata sekali lagi berbenah

Baca Juga: [PUISI] Merintih Tanpa Bersuara

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Nafiah Rizqon Photo Writer Nafiah Rizqon

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya