[PUISI] Sebuah Nama yang Hilang

Bak embun yang menguap, nama itu pun menghilang

 

Seringkali hujan datang di kala aku merindu.

Butirannya saling kejar-berkejaran

hingga mendapatkanku menopang dagu

di tepi jendela.

 

Dan kerap kali pula hujan menggoda.

Dengan memunculkan embun dari dingin

yang menghias tiap sisi kaca jendela;

memaksaku mengukir huruf demi huruf hingga

membentuk sebuah nama.

 

Barangkali hujan bermaksud mengobati kerinduanku

dengan mengajak melihat keindahan namanya di balik kaca.

Aku terhibur, memang. Namun hanya sesaat.

Karena seiring dengan rintikan yang melambat

dan embun yang menguap.

Nama itu pun hilang.

Persis. Seperti kehilanganku padanya

Beberapa hari yang lalu, sebelum hujan ini turun.

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Rudi Fahrizal Putra Photo Writer Rudi Fahrizal Putra

Pemalas yang ingin menjadi penulis https://rudymemorize.blogspot.co.id/

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya