[PUISI] Petang Menyapa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malam senyap di belantara angan
Merangkul embun yang bekukan hati
Ditemani oleh melodi perih
Terlelap sampai hitam bersembunyi
Kuakui kepedihan tertinggal dalam dada
Memporak hati yang telah mati
Menggores mata hingga tangis membendung
Menusuk jantung yang kian tak berdaya
Retak kini yang mulai kurasakan
Menari dalam percikan nanah pekat
Hingga secercah merah bersemayam lega
Bahkan, awan pun seakan enggan memandang
Aduhai, belahan hatiku
Mengapa kau ikat hati ini pada belati
Membiarkannya perih berjuta kali
Sampai merobek tanpa secercah peduli
Dimana naluri sehat yang selalu kau hargai?
Mungkinkah ia telah terbujur mati
Terkubur kaku dalam peti misteri
Hingga yang tersisa hanyalah otak tiada budi
Bertahta sesak hati
Aku mulai menyadari
Akan indah dan sengsaranya
Berjuta rasa juga lara
Baca Juga: [PUISI] Bolehkah Aku?
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.