[PUISI] Rasa yang Tak Mampu Ku Lafalkan

Terdiam aku dalam bahasa yang tak bisa dilafalkan tapi aku mengerti

 

Terdiam aku dalam bahasa yang tak bisa dilafalkan tapi aku mengerti

Menyembunyikan jejak sebuah rahasia hati yang tak mampu tegak berdiri

Dari kamu dan juga mereka yang bisa meniupkan badai pada pelita cinta yang ku coba jaga

Di balik dinding-dinding dan pelupuk mata, dia bernyawa tanpa kecut

 

Untuk segala sudut kamu selalu jadi biang bahagiaku

Bahkan aromamu lebih dari kasih yang mampu menutupi kesedihan yang terus menoreh hati

Bau bau sepi di mana aku yang bukan jadi bagian hidupmu

membuat kisah terparah di ruang sempit yang ku luaskan untukmu

Saat itu aku hanya mampu hidup di imajinasi yang ku lukis dalam harapan besar

 

Hai kamu yang sudah menjalar di nadi tanpa bisa lagi ku hentikan bekasnya

Ragaku meracau saat ketajaman matamu ingin membongkar ruang rahasia yang ku sembunyikan dalam diam

Kekuatiranku untuk sebuah jarak yang seketika akan kamu ciptakan saat mengetahuinya

Sebuah rasa yang harusnya indah bila hatimu adalah cerminan isi hatiku

 

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Santi Dheone Photo Writer Santi Dheone

Impian terbesarku adalah bisa mengalahkan dia. Dia yang selalu menghentikanku melangkah. Keraguan aku membencinya dalam. | ig : @santidheone_samosir

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya