[PUISI] Bukan Delusi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejatinya manusia menyimpan mimpi di ruang terdalam hatinya
Seperti kamu dan aku, mimpi adalah bagian hati yang sudah meleburkan rasa
Benang-benang kasih yang mampu kamu pintal sampai seindah ini.
Permata doa yang kamu aminkan di setiap kecil mimpiku yang meskipun jauh dari sahih
Benar membuatku jauh lebih jatuh dan berenergi menggapai mereka yang sempat terselip di gulita pekat
Mungkin bola mata ini mampu mengungkap semua padamu
Kala jarak tak lagi jadi problema buat kita
Bahwa sang hati tak pernah jadi duka kala ragamu tak mampu ku rengkuh erat
Karena doamu jauh lebih hebat menyelamatkan jiwaku yang penuh nelangsa
Tapi waktu kian membentangkan pelik
Di mana kamu selalu mempertanyakan ketetapan hatiku
Yang seharusnya kamu tahu, hatiku tetap menujumu hatiku masih utuh untukmu
Usia berdetak tanpa henti, aku tahu
Bukan berarti aku menolak ingatan takdir aku bersamamu dan sejatinya seorang wanita.
Hanya saja impian itu sudah meracun sampai ke hati.
Tanpa perduli kian banyak waktu yang harus ku bagi untuk menjebak impian itu dalam diri.
Aku hanya ingin sosok kamu mengerti,
Ada dunia yang ku kejar sampai ku dapati, bukan untuk berbisik kesombongan atau berkoar tentang keangkuhan.
Itu hanya memastikan siapa diriku, siapa jatiku.
Dan untuk kamu yang ku paksa menunggu...
Tolonglah berteriak menyemangati saat kaki ini giat berlari.
Satu-satunya kepastian yang ku percaya darimu adalah doamu untuk ku meski dalam jarak.
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.