[PUISI] Semringah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wewangian rempah yang membumbung tak sewangi masa
Tatkala pintu bambu diketuk hingga rayap agak meruntuh
Hati nan penasaran siapa gerang menjadi bungah
Sepucuk undangan harum tlah datang dalam genggam
Senyum terkulum pada bibir merah jambu
Gegas tangan dan kaki melagu euforia hari itu
Kebaya teranyar anggun di tubuh semampai
Pun jarik batik yang aroma lilinnya masih tajam
Lonceng jam belum berdentang tatkala ia sampai
Di depan dalem yang asri mengadem hati
Hingga seorang abdi mengantar ke pengirim undangan
Yang tak jemu menanti hadir dirinya di ruang makan
Bakul dan tampah diturunkan dari gendongan
Lantas tangan itu cekat menyaji sayuran dan sambal kacang
Di depan bapak yang ikut berjongkok tanpa sungkan
Dengan jari menunjuk sayur kulub kegemaran
Tak ada yang lebih semringah dari Rukiyem siang itu
Menatap bapak yang lahap menyantap pecel buatannya
Tak ada yang lebih bahagia dari Rukiyem siang itu
Membahagiakan sang pemimpin dengan hidangan jelata
4 Juli 2018
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.