[PUISI] Semringah

Tak ada yang lebih semringah

Wewangian rempah yang membumbung tak sewangi masa
Tatkala pintu bambu diketuk hingga rayap agak meruntuh
Hati nan penasaran siapa gerang menjadi bungah
Sepucuk undangan harum tlah datang dalam genggam

Senyum terkulum pada bibir merah jambu
Gegas tangan dan kaki melagu euforia hari itu
Kebaya teranyar anggun di tubuh semampai
Pun jarik batik yang aroma lilinnya masih tajam

Lonceng jam belum berdentang tatkala ia sampai
Di depan dalem yang asri mengadem hati
Hingga seorang abdi mengantar ke pengirim undangan
Yang tak jemu menanti hadir dirinya di ruang makan

Bakul dan tampah diturunkan dari gendongan
Lantas tangan itu cekat menyaji sayuran dan sambal kacang
Di depan bapak yang ikut berjongkok tanpa sungkan
Dengan jari menunjuk sayur kulub kegemaran

Tak ada yang lebih semringah dari Rukiyem siang itu
Menatap bapak yang lahap menyantap pecel buatannya
Tak ada yang lebih bahagia dari Rukiyem siang itu
Membahagiakan sang pemimpin dengan hidangan jelata

4 Juli 2018

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Sena Lestari Photo Writer Sena Lestari

Masih berusaha menapak anak tangga yang lebih tinggi. Menulis demi keabadian.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya