[PUISI] Aku Terlalu Mencintai Hujan

“Ketika ia datang, biarkan aku pulang kebasahan...”

Padahal dibuatnya aku tak bisa pulang
dari kerja sepanjang hari,
dilumatnya waktu istirahatku
saat raga ini ingin cepat-cepat menyentuh kasur.

Namun aku terlalu mencintai hujan.
Aku gadaikan keringku kepadanya
demi mencapai rumah
supaya lekas kutenangkan pikiran
dengan secangkir teh panas
lalu memejamkan mata
demi esok cukup stamina

Namun aku terlalu mencintai hujan.
Saat kemarau datang iba hatiku
lalu cepat aku merindu.

Ketika ia datang,
biarkan aku pulang kebasahan
demi menyambut dirinya yang turun menyentuh bumi.

Baca Juga: [PUISI] Mataku Enggan Larut

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

S.M. Moeis Photo Writer S.M. Moeis

Writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya