[PUISI] Kapur Tulis

Debunya sudah terbang, terkenang

Debu-debu kapur tulis itu tersapu

waktu, kini menumpuk di sudut-sudut

ruang ingatan, sudah terajut.

Papan itu sempat hitam

pekat, bagai malam.

kapur tulis itu, lentera

terangnya abadi. Bahkan matahari iri.

Kau ukir satu tambah satu

lantas tidak terhingga.

menyimak ceritamu tentang keluarga budi

hingga kini si budi tumbuh dewasa

Apalah arti sebuah puisi

jika tanpa A B dan C yang kau ajari.

seisi kepala ini tiada berarti

tanpa goresan kapur tulis yang putih dan suci.

Celanaku dahulu berwana merah, penuh semangat.

perjalanan panjang membuatnya membiru.

hingga warnanya menjadi kusam, kelabu.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Syahrul Rachmad Wijaya Photo Writer Syahrul Rachmad Wijaya

Biar tulisanku yang menjadi tanda bahwa aku pernah ada di bumi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya