[Puisi] Embun Pagi yang Bertasbih

Menyibak pagi dengan kedinginan yang aneh

Hari ini, embun pagi meneteskan air jernih

Setetes demi setetes

Tidak terlihat memang.

Karna dia ada dalam diam

Menyibak pagi dengan kedinginan yang aneh

Kabut menutupi rimbun daun

Tetesan embun yang keluar, Tak akan berarti apapun

Karna tak terlihat, maka tak indah

Karna tak terdengar, tak dipuji

Karna diam dia diabaikan

Dia bukan tidak ada, dia hanya sedang sembunyi

Di balik belukar penuh duri

Dia tak ingin keluar, karna percuma katanya

Tak ada yang peduli

Lebih baik sendiri. Dilihat oleh sebagian manusia dia tak peduli

Dia terus bertasbih dengan tetes-tetes air yang jatuh, hingga hilang pagi

Asal Allah mendengar, tak peduli baginya

Asal Allah yang mencintai mudah baginya

Diam tasbihnya

Ya... memang Allah yang lebih tau hati

Karna dia Maha pembolak-balik hati

Yang cintanya lebih besar dari rasa gelisah seluruh makhluk di muka bumi

Dan semesta ikut bertasbih dengan caranya sendiri-sendiri

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Tri Pangesti Photo Writer Tri Pangesti

Penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya