[PUISI] Si Jantung Sebelah

Adakah yang berfalsafah mengikat kesunyian? #IDNTimesFiction

Malam merendah pekat menengadah
Memeluku yang gundah si paras tak berdarah
Si Jantung yang tinggal sebelah
Bersalin lidah mengeja yang salah
Meruntut hamparan tanah rekahan yang kalah

Aku berjalan degubku makin berangan
Menyusuri ladang lapang ruang kehidupan
Banyak yang menyesakan
Saat bocah bernadi gemerincing memungut angin aspal kosong
Atau wanita murah di sekitar lampu merah
Menangis tanpa amis amis darah yang mengemis garis manis

Kini
Anganku telah kosong degubku tak terarah
Pada mereka yang sesak dibawah jantungku
Kaki kaki bayang penerangku liar bersama debar
Menarik takdir berjubah legam untuk menyusuri jemari hamparan ini
Dari tiap tiang-tiang tepi pedestarian

Sajak-sajak membelalak hingga kakiku lumpuh lalu melebur
Menutup pandangan akan runtutan hamparan
Dan aku menggeret tangis mereka
Ke atas tak terbatas tempat penuh nafas
Karna aku si Jantung Sebelah, penghuni jalan keras

Baca Juga: [PUISI] Burung Besi Penjaga Langit Negeri

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Widakdo Photo Writer Widakdo

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya