[PUISI] Ketika Puisiku Tak Lagi Terisi

Untuk seseorang yang memilih pergi tanpa kata

Satu bait kurangkai untuk yang terindah

Kemilau tak terkira di lubuk paling dalam

Sedang memancar sinarnya yang paling terang

Dan aku pun bernyanyi untukmu

Sengaja mencari celah yang tersisa

Dan indahnya dalam kisah ini adalah...

Sambutan itu kau terima

Seperti bunga kelam yang kembali mekar

Memesona setiap mata memandang

Semua seakan iri dan ingin menyudahi

Namun kisah kita seolah tak lekang

Ah, waktu begitu lihai berbohong

Janji-janji itu

Juga ikrar suci itu

Lambat dan pasti mulai terlepas

Amat sukarnya sebuah setia dipertahankan

Hingga denting baitku berbunyi...

Tiada lagi puisiku terisi penuh di hatimu

Sirna lebur dan enyah

Seperti waktu yang lagi-lagi menipu

Memberi harapan dalam asa terakhir

Juga bunga-bunga yang terlanjur mekar itu sengaja kau sisihkan

Biar ku segan tuk sekedar melirik

Apalagi mesesap wanginya

Betapa mahalnya sebuah bait yang indah

Karena tuannya menangis ditinggal cinta

Tersedu mengenggam sisa kata

Terluka dalam puisi yang tak lagi terisi

Di hatimu...

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

yenny anggraini Photo Verified Writer yenny anggraini

Berusaha menjadi lebih baik

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Berita Terkini Lainnya