[PUISI] Saksi Paling Tenang

Selamat dari aku yang hampir sekarat

Dari kejauhan samar-samar kudengar
Acara bahagia itu sebentar lagi digelar
Undangan putih gading tersebar
Pertanda kabar yang berhembus adalah benar

Sudah lupakah kamu dengan aku yang paling sabar
Yang temanimu dalam redup hingga kamu kembali bersinar
Yang memilih setia meski kau pernah jadi pengingkar
Yang selalu mengalah setiap kali kita bertengkar

Pelan-pelan kucoba lapang
Perihal percakapan panjang
Janji untuk sama-sama berjuang
Rencana masa depan yang rapi terancang
Doa-doa yang diucap berulang-ulang
Tentang langit dan awan yang pernah jadi periang
Tentang kita dan seluruh ceritanya yang kini sebatas kenang

Pergilah
Berbagialah
Mungkin dengannya takdirmu telah tertuang
Biarlah kisah kemarin menjadi saksi bisu yang paling tenang
Tentang senang yang hanya bayang
Tentang semati yang hanya bincang

Baca Juga: [PUISI] Puisi Terakhir dari Aku yang Lelah untuk Kamu yang Lebih Lelah

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Yulia Nor Annisa Photo Verified Writer Yulia Nor Annisa

Tulislah agar tidak melupa | Banjarmasin, South Borneo

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya