[PUISI] Tenggelam dalam Senyap

Cahaya bahkan tak bisa terucap dan suara itu lenyap.

Malam panjang menyembunyikan mentari
Siang yang kunanti, tak kunjung kemari
Kemanakah mereka pergi?

Kabut nyenyat mendatangi
Dengan perlahan mengusir segala suara
Tak kudengar apapun lagi

Hilang
Hilang semua kata-kata darimu
Hingga telingaku tak mengenali lagi suaramu

Ku ingin berteriak
Namun kesunyian terlalu mengekang
Kesuraman ini, kapan akan berakhir?

Terlalu tenang
Dan jalan satu per satu menghilang
Hanyut oleh jejak-jejak luka
Tertusuk beribu hujan duka
Membekas hingga tak terlupa
Tersisa satu cahaya
Yang bisa kulihat, hanya satu cahaya
Cahaya terakhir yang menemaniku
Sang rembulan, sendirian di langit sana
Dengan bisu memandangiku
Dengan air mata aku menanggapinya

Cukuplah keheningan bersemayam setia
Dan kawannya kesepian, selalu menjadi kabut di sekeliling
Memeluk erat laksana awan dan hujan
Tak mau pergi hingga surya dibelenggu
Tak mau menghilang walau bintang menyerbu
Dengan segala daya tanpa sepatah kata terucap
Tenggelam dalam senyap

 

Baca Juga: [PUISI] Hujan di Hari Minggu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Zaidah Nur Azizah Photo Writer Zaidah Nur Azizah

'99. Tw : @zazah99 . Ig: @azizahzaidah . Line : @zaidahna12

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya