[PUISI] Naluri Manusia Biasa

Cukup sampai sana sebelum akhir yang lebih parah

Ingat pepatah bilang, lidahmu pedangmu
Begitu pula dengan ucapanmu yang sekilas menggambarkan senjatamu
Apa yang kamu lakukan akan melindungi bila searah
Namun, sebaliknya akan melukai bila salah arah

Ketika hilangnya pemikiran yang damai
Akan terasa sakit oleh logika yang dilontarkan
Hanya kesabaran yang mampu menahan amarah membara
Karena setiap goresan seperti penyerang yang menghancurkan

Di balik tertekannya ruang jiwa di luar raga
Ketika amarah keluar untuk melapangkan sampah buangan
Akan seperti api pembakar ketenangan pengubah keadaan
Menghantam semua ejekan dan bantahan hina yang telah menyayat

Siapapun berani menentang
Majulah biar kuberikan luapan
Dalam pikiran yang melantur
Jangan harap akan seperti candaan

Sungguh pikirkan dengan perbuatanmu
Setiap huruf yang kau susun
Setiap kata yang kau lontarkan
Akan menggores hati setiap orang yang memikirkan

Karena dalam udara suaramu merambat
Dalam lingkup dunia kau berbuat
Ingat, semuanya akan kembali padamu
Tanpa kau sadari akan lewati pengalamanmu

Sungguh akan tiba saatnya diriku mereda
Untuk melegakan jiwa hilangnya separuh beban
Sebagai  gudangnya perasaan macam emosi
Dari pahit ataupun manis
Hingga sedih maupun riang
Karena apapun bentuk perasaan
Itu semua adalah sebuah ketetapan

Baca Juga: [PUISI] Selaras

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Emzet Writer Photo Verified Writer Emzet Writer

Sekedar menulis, karena membuatku bahagia:)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya