Sebuah Ikrar untuk Sahabat, “Aku akan Datang Bersama Seseorang”

“Setia adalah bentuk lain dari terima kasih.”

Artikel ini merupakan karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Aku mengetuk-ngetukan pensil di atas meja. Tangan kiriku masih setia menjepit rokok yang sudah setengah terbakar.

Aku mendengus sesekali tanda suntuk karena sosok orang yang sekarang mengobrak-abrik isi kepala. Kepulan asap yang kuhembus kuharap bisa membuat dia yang sedari tadi ada di dalam kepala kini pergi bersama asap yang menghilang di angkasa.

Aku dihadapkan pada sebuah R.S.V.P. kepunyaan teman baikku. Dia adalah alasan mengapa aku berani berdiri lagi setelah terjatuh berkali-kali. Dia adalah satu-satunya mulut wanita yang mampu membungkam segala ego tinggiku di dalam dada.

Sebuah Ikrar untuk Sahabat, “Aku akan Datang Bersama Seseorang”lmt-lss.com

Sejak kuliah semester pertama, dia selalu ada untukku. Menjadi wanita yang menilai setiap wanita yang kuperkenalkan kepadanya sebagai pacar, menjadi wanita yang menasehatiku untuk setia pada satu wanita.

Kadang dia marah karena aku melepaskan hati seorang wanita, dan kadang dia marah karena aku menggenggam hati wanita hanya untuk main-main saja. Dia teman baikku, dan sekarang dia sudah menemukan teman hidupnya. Aku masih ingat kalimat yang ia ucapkan ketika ia meminta pendapatku tentang segala hal mengenai pernikahannya.

Nanti di pernikahan aku. Kamu harus bawa seseorang pendamping ya. Dan kamu harus janji sama aku, wanita itu, adalah wanita terakhir yang menjadi tempat berlabuhmu. Ingat, setia adalah bentuk lain dari terima kasih.”

Aku tersenyum ketika mengingat kembali kalimat itu, kuhisap dalam-dalam rokokku ini, lalu kubulatkan tekad untuk mengambil sebuah pilihan pada kolom di kartu R.S.V.P. tersebut.

“Aku Akan Datang Bersama Seseorang.”

Lalu aku mengisikan namaku beserta nama pasangan yang akan kuajak ke pernikahannya di kartu R.S.V.P. itu.

Selang satu bulan sebelum pernikahannya, ada satu SMS masuk dari teman baikku.

“Akhirnya, kamu bisa serius juga sama satu wanita. Aku kira kamu bakal datang sendirian ke pernikahanku, tapi ternyata tidak. Jaga dia baik-baik ya, inget nggak sama kata-kata aku dulu?” Tanyanya.

“Setia adalah bentuk lain dari terima kasih?” Jawabku.

“Ah aku senang sekali kamu masih ingat kalimat itu. Sampai jumpa lagi di pernikahanku nanti, Dim.” Balasnya.

Aku tak membalas lagi pesan singkatnya. Kutatap cermin, kulihat seorang pria mengenakan sebuah jas berwarna hitam lengkap dengan waist-coat-nya. Hari ini adalah hari pernikahannya. Aku menyalakan mobilku, dan bergegas langsung masuk ke dalam gedung untuk memberi selamat kepada teman baikku.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Sebuah Ikrar untuk Sahabat, “Aku akan Datang Bersama Seseorang”samueldocker.co.uk

Aku berjalan ke arahnya, dan dia begitu gembira melihat kehadiranku. Sama seperti gembiranya aku melihat ia yang kini bisa tersenyum karena tidak harus melewati beberapa malam sendirian di kamar bersama dengan benda-benda tajam itu lagi.

“Loh, mana pendamping kamu?”, tanyanya.

Aku tak menjawab, aku hanya tersenyum. Ku serahkan R.S.V.P-ku yang kudapatkan dari resepsionis depan dan menyerahkan kartu itu kepadanya. Ia terlihat heran, dengan pelan-pelan ia membuka kartu itu.

Di sana ada namaku dan namanya bersanding berdua di atas sebuah kolom yang bertuliskan, “Aku Akan Datang Bersama Seseorang.”

Ia terkejut, ia langsung buru-buru melihat ke arahku, namun sayang, aku sudah terlanjur pergi dari tempat itu. Air matanya mulai menetes, melewati pipi, bermuara di bibir, dan jatuh membasahi kartu R.S.V.P. pernikahan yang tengah ia genggam.

Sebuah Ikrar untuk Sahabat, “Aku akan Datang Bersama Seseorang”onetowed.com

Air matanya menetes di atas namaku dan perlahan-lahan melunturkan tintanya. Ya, aku jatuh cinta pada teman baikku dari sejak pertama kita bertemu. Kita bertemu pada keadaan yang tidak terlalu sempurna. Aku yang tengah terlunta-lunta, dan dia yang tengah jatuh sambil menangis karena hatinya terluka.

Berkali-kali ia menangis untuk prianya, dan berkali-kali aku menghiburnya. Berkali-kali ia mengurung diri di dalam kamar tengah malam dan mulai melukai dirinya sendiri dengan silet dan pecahan kaca, namun aku selalu datang untuk menemaninya.

Dan kini, malamnya sudah tidak sendiri lagi.

Dulu Ia tidak pernah menangis untukku. Namun ketika suatu saat akhirnya air matanya terjatuh untukku, itu adalah saat air matanya menghapus namaku yang bersanding di sebelah namanya.

Di bawah kolom bertuliskan, “Aku Akan Datang Bersama Seseorang.” aku menyelipkan sebuah kalimat yang selalu ia ucapkan kepadaku.

“Setia adalah bentuk lain dari terima kasih.”

Dan sebuah kalimat baru,

“Oleh karena itu, aku selalu setia berada di sampingmu. Terima kasih pernah hadir dalam hidupku. Sekarang kamu sudah tidak sendirian lagi, sekarang kamu sudah tidak perlu aku lagi.”

 

#CintaDalamKata

Sebuah Ikrar untuk Sahabat, “Aku akan Datang Bersama Seseorang”IDNtimes.com

Topik:

Berita Terkini Lainnya