Teruntuk Pria yang Tak Pernah Kusebut Namanya

Sepenggal kesah dari seorang anak.

Kadang aku ingin membunuhnya, atau memukul wajahnya sampai hidungnya berdarah. Lain waktu, aku ingin memeluknya erat- erat, sampai sesak napas kami dibuatnya. Tapi itu masalah nanti, toh aku tak akan bertemu dengannya entah sampai kapan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Pria yang menganyam bunga liar di pinggir selokan jadi cincin, jadi kalung, jadi hiasan rambut, untukku saja. Pria yang lengan kemejanya selalu digulung sampai siku. Pria dengan mata sayu yang sama dengan mataku. Pria yang tubuhnya bau tembakau. Pria yang dulu tiap pagi memelukku sehabis mandi.

Ah, barangkali akan kubunuh saja ia. Ucapan terimakasih untuk meninggalkan ibu. Untuk membuatku percaya bahwa semua laki-laki bajingan. Untuk membuatku iri setiap kali melihat anak dibelikan permen kapas. Setiap kali melihat anak digendong di bahu bapaknya. Untuk membuatku tidak merasakan semua itu. Aku rindu padanya, tapi aku ingin membunuhnya. Sampai bertemu, Bapak.

Chandra Wulan Photo Writer Chandra Wulan

hai!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya