Anti Ngantuk, Ini 8 Novel Klasik Terbaik di Bawah 200 Halaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Novel klasik tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Buktinya dari awal terbit hingga sekarang, novel-novel klasik tersebut masih terus dicetak dan diperdagangkan. Padahal tak sedikit yang dirilis pertama kali di akhir tahun 1800an.
Satu nih yang bikin kebanyakan orang menghindari novel klasik. Ejaannya lawas dan kadang jumlah halamannya sampai ribuan, gak heran kalau label bikin ngantuk dan bosan tersemat pada mereka.
Buat kamu yang belum pernah coba novel klasik dan khawatir bakal bosan di tengah jalan, novel pendek berikut bisa jadi solusi. Silakan tandai mana yang paling menarik buatmu.
1. In Watermelon Sugar
Novel klasik surealis karya Richard Bautigan ini dirilis tahun 1960an dan hanya setebal 130an halaman saja. Ceritanya tentang sekelompok orang yang tinggal di iDEATH, sebuah dunia utopia yang semua bendanya terbuat dari watermelon sugar, julukan untuk obat terlarang.
Menarik, tetapi juga memantik perdebatan. Novel klasik ini belakangan laris manis setelah Harry Styles merekomendasikannya dan menjadikannya inspirasi untuk lagunya yang berjudul mirip.
2. We Have Always Lived in the Castle
Novel pendek klasik karya Shirley Jackson ini dijamin tak akan bikin ngantuk pembacanya. Dengan genre horor yang menegangkan dan penuh teka-teki, kamu akan diajak mengenal keluarga Blackwood yang keenam anggotanya meninggal karena racun arsenik.
Hanya tiga orang yang berhasil selamat, Julian, Merricat, dan Constance. Namun, sejak tragedi tersebut mereka makin terisolasi dari dunia luar.
3. A Personal Matter
Sama-sama tentang keluarga disfungsional, novel karya Kenzaburo Oe ini tentang Bird yang sejak kecil memimpikan pindah ke Afrika. Namun, di usia 27, Bird dan istrinya dikaruniai momongan. Malangnya, putra Bird memiliki beberapa penyakit bawaan.
Kemzaburo Oe adalah salah satu penulis Jepang paling berpengaruh, terutama pasca Perang Dunia II. A Personal Matter memang dibangun lewat karakter fiktif, tetapi dipengaruhi oleh pengalaman pribadi sang penulis.
4. Pedro Páramo
Novel klasik asal Meksiko ini cocok buat penggemar horor. Kamu akan mengikuti perjalanan Juan yang menjenguk orangtuanya di sebuah desa bernama Comala. Namun, Comala tak lagi hangat. Ia menjelma menjadi sebuah desa terbengkalai yang dipenuhi arwah.
Editor’s picks
Narasinya poetic, pembaca akan terbawa suasana sambil diajak mundur beberapa periode untuk mengenal sejarah desa mati tersebut. Tak hanya cerita hantu, sebenarnya banyak isu sejarah dan politik yang disinggung Juan Rulfo di novel pendeknya ini.
Baca Juga: 7 Novel Historical Fiction Terbaik asal Asia untuk Penikmat Pachinko
5. The Stranger
Diklaim sederhana dan tak butuh waktu lama untuk dilahap, novel Albert Camus sebenarnya sangat filosofis. Sang lakon, Meursault adalah sosok dingin dan susah mengekspresikan perasaannya. Ia jarang bicara, tetapi bakal bertindak jika melihat sesuatu menurutnya salah.
Tiap kejadian dalam hidup Mersault akan dieksplorasi oleh Camus untuk mengutarakan pendapat dan pertanyaan tentang makna hidup. Sederhana dan pendek, tetapi menggugah kemampuan berpikir kritis pembacanya.
6. The Pearl
John Steinbeck adalah salah satu penulis klasik yang karyanya selalu dinanti karena keindahan diksi dan pesan moralnya yang mengena. Kali ini ia mengambil lakon Kino, seorang penyelam dan pencari mutiara, seperti ayah dan kakeknya. Kino kemudian diuji dengan rezeki berlimpah setelah menemukan mutiara dengan ukuran yang tak biasa.
7. The Big Sleep
Sudah ada drama dan horor, tak lengkap rasanya kalau tak merekomendasikan novel klasik dengan genre thriller dan aksi. Kali ini kamu akan mengikuti Philip Marlowe, seorang detektif swasta yang mengambil pekerjaan yang ia anggap bakal mudah dengan gaji lumayan.
Nyatanya, ia justru menemukan tiga kasus pembunuhan yang melibatkan kelompok kriminal berbahaya. Novel pendek klasik ini sudah diangkat ke layar lebar di tahun 1940an.
8. The Awakening
Buku ini tentang Edna Pontellier, seorang istri dan ibu yang memilih untuk mengejar mimpi personalnya dan berarti menentang apa yang masyarakat patriarki kehendaki dari seorang perempuan.
The Awakening adalah salah satu bacaan wajib untuk siswa SMA di Amerika Serikat. Di awal perilisannya, novel ini mengundang kontroversi karena muatan feminismenya yang kuat.
Pas jadi teman menghabiskan akhir pekan. Di bawah 200 halaman, dalam satu sampai dua kali sesi baca bisa selesai, nih.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Novel Romantis Colleen Hoover, Alur Tak Terduga
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.