[PROSA] 22 Tahun Umurmu

Dan kau masih meragu

Kutuliskan kisahku dalam lembaran-lembaran kertas putih dihiasi tinta hitam nan kelabu. Mengulik kembali kenangan haru dan pilu dalam sejarah hidupku. Diriku tidak sesulit yang kau kira. Aku hanyalah sebuah buku yang harus kau baca dalam kurun waktu tertentu untuk lebih mengenalku.

Jangan kaget dengan lembaran-lembaran kosong yang kau temui di dalam diriku. Karena aku masih mencari siapa sebenarnya diriku ini. Hidupku tatkala terombang-ambing butiran awan yang memangu. Masih menunggu apa rencana Tuhan yang akan mewarnai hidupku.

 Aku memang sebuah buku yang terbuka. Siapapun dapat mengerti kisahku. Tetapi, seperti buku juga, tidak semua orang dapat memahamiku.

Sebenarnya siapa diriku? Ternyata tidak lebih baik dari kerikil yang hanya menghalangi jalanmu. Apakah aku berbeda darimu? Dua tangan yang menjadi saksi apa yang telah kuperbuat selama kubernafas. Dua kaki yang terus berjalan selama kaki-kaki ini masih menginjak dunia yang kau sayangi. Dua mata yang dapat melihat indahnya karunia Tuhan. Sama sepertimu.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Salahkah aku meminta Tuhan untuk memperpanjang lembaran hidupku? Aku hanya ingin membuka dunia. Tidak. Aku tidak pernah ingin menguasai dunia. Aku hanya ingin membuka mata hati orang-orang sepertimu. Bukan berarti aku membencimu. Aku hanya ingin engkau mengetahui lebih lagi tentang hidupku yang berbanding terbalik dengan omong kosongmu.

Terima kasih dengan pandangan sebelah matamu yang selalu kau tujukan padaku. Karena itu membantuku untuk lebih hidup dan hidup. Aku merasa bahagia dengan lontaran sampah kasarmu. Dengan itu, aku tahu dan sadar diri tentang siapakah diri ini. 

Kaki ini terus menghentak dan bersikap binal. Ini hidupku. Tidak ada yang lebih membuatku semakin bergairah selain adrenalin. Alunan irama kemarahan yang membakar semangat jiwa semakin memberi stimulus tubuh ini untuk berlari. Dimana letak hatimu saat kau membenci diri sendiri. Andai aku sempurna pikirmu. Tatkala diriku hina di hadapanmu. Berkacalah pada waktu tangismu.

22 tahun umurmu dan kau masih meragu pada dirimu.

Baca Juga: [PROSA] Nestapa Pembawa Petaka

Emma Kaes Photo Verified Writer Emma Kaes

Welcome to my alter ego

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya