[CERPEN] Surat Terakhir dari Bapak

Cerita tentang kehilangan dan pesan terakhir dari ayah

Sari menghela nafas panjang saat melihat kotak besar yang berisi pakaian dan barang-barang ayahnya. Hati Sari hancur ketika ayahnya meninggal dunia karena penyakit kanker. Dia merindukan suara ayahnya, candaannya, dan kehadirannya yang selalu memberi semangat dalam hidupnya.

Sari melanjutkan rutinitas harian seperti biasa, tetapi rasanya sulit untuk berpura-pura bahagia. Setiap malam, ia menangis seorang diri dan merenungkan semua kenangan indah yang tercipta bersama sang ayah. Sampai suatu hari, Sari menemukan sebuah surat berwarna kuning di meja kecil di sudut kamar ayahnya.

"Sari, ini surat terakhir dari ayahmu," kata ibunya dengan suara serak ketika Sari membuka amplop surat itu.

Sari merasakan bulir air mata mengalir di pipinya ketika membaca kata-kata terakhir ayahnya. Dalam surat itu, ayahnya meminta maaf karena harus meninggalkan Sari sedini ini, tetapi memberikan beberapa pesan penting yang dapat membantu Sari untuk melanjutkan hidupnya tanpa kehadirannya.

"Sari, kau adalah anak yang kuat dan berbakat. Ayah selalu bangga padamu dan yakin bahwa kau akan mencapai segala impianmu. Jangan biarkan kehilangan ayah membuatmu kehilangan semangat. Teruslah berjuang, Sari. Dan jangan lupa untuk selalu mencintai dan menghargai ibumu," tulis ayahnya.

Sari mengusap air matanya dan merasa lega bahwa ayahnya meninggalkan pesan penting untuknya. Ayahnya selalu menginspirasi Sari untuk menjadi orang yang kuat dan berjuang untuk mencapai tujuan hidupnya. Sekarang, dengan pesan terakhir ayahnya, Sari merasa memiliki tujuan hidup yang lebih jelas lagi.

"Sari, apakah kau baik-baik saja?" tanya sahabatnya, Maya, saat Sari duduk di taman kota.

"Ya, aku baik-baik saja. Ayahku meninggalkan pesan penting untukku. Aku tahu sekarang bahwa aku harus menjadi orang yang kuat dan berjuang untuk mencapai impianku," jawab Sari sambil tersenyum.

"Ayahmu selalu bangga padamu, Sari. Aku yakin dia akan selalu bersamamu dalam setiap langkah yang kau ambil," kata Maya dengan lembut.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Sari merasa bahagia bahwa ada teman yang selalu mendukungnya. Dia tahu bahwa ayahnya tidak akan kembali lagi, tetapi Sari yakin bahwa pesan dan kenangan dari ayahnya akan selalu memberinya kekuatan untuk terus maju dalam hidup.

Sari membuka surat terakhir ayahnya setiap kali merasa kehilangan semangat. Setiap kata-kata yang ditulis di dalamnya selalu memberinya kekuatan untuk melangkah maju dalam hidup. Meski kehilangan sang ayah masih menyisakan kesedihan di hatinya, dari pesan yang ditinggalkan oleh sang ayah Sari belajar untuk menghadapi kehidupan dengan kepala tegak dan semangat yang tinggi.

"Kenangan itu takkan pernah hilang, Nak," kata sang ayah dalam surat terakhirnya. "Tapi, jangan biarkan kehilangan merusak hidupmu. Tetaplah menjadi orang yang berani, tangguh, dan kuat, seperti yang selalu kuminta padamu."

Sari merasa sangat tersentuh oleh pesan-pesan yang tertulis di dalam surat itu. Ia menyadari bahwa ayahnya tidak ingin dirinya terus larut dalam kesedihan dan rasa kehilangan yang mendalam. Ayahnya ingin Sari bangkit dari keterpurukan dan terus melangkah maju dalam hidupnya.

Membaca surat terakhir ayahnya juga membuat Sari merasa lebih dekat dengan ayahnya meski ia sudah tidak berada di dunia ini lagi. Ia merasa bahwa ayahnya selalu hadir dalam hatinya, memberikan dukungan dan cinta yang tak tergantikan.

Sari juga menghargai keluarganya lebih dari sebelumnya setelah membaca surat terakhir ayahnya. Ia menyadari betapa besar peran ibunya dalam hidupnya dan berjanji akan selalu ada untuk ibunya dan keluarganya.

Hingga saat ini, Sari masih membuka surat terakhir ayahnya setiap kali ia merasa lelah atau kehilangan semangat. Setiap kali membacanya, ia selalu merasa ada kekuatan baru yang datang untuk mendorongnya melangkah maju.

Surat terakhir dari ayahnya telah memberikan Sari kekuatan dan inspirasi yang tak terhingga. Ia tahu bahwa pesan-pesan dan kenangan yang ditinggalkan oleh sang ayah akan selalu ada di hatinya. Itulah yang membuatnya merasa lebih kuat dan berani menghadapi hidupnya yang baru tanpa kehadiran sang ayah.

Baca Juga: [CERPEN] Kembali ke Masa Kecil

FIQRAH RISAR Photo Verified Writer FIQRAH RISAR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya