[CERPEN] Kembali ke Rumah dengan Tali Sepatu Putus

Seutas tali sepatu putus membawa kebahagiaan dan cerita 

Seutas tali sepatuku putus di tengah jalan pulang sekolah. Jarak rumah yang masih jauh membuatku mengernyitkan dahi. Apa yang harus kulakukan? Aku mengamati sekeliling mencari bantuan, namun tak satupun orang yang kukenal di sekitar sana. Aku hanya mampu menatap sepatuku yang tak utuh dengan sedih.

"Apa yang terjadi? Bisakah aku membantumu?" Seseorang menyapaku dari belakang.

Aku menoleh dan melihat seorang pria muda yang tersenyum kepadaku. "Oh, terima kasih, tali sepatuku putus," ucapku sambil tersenyum malu.

"Biarkan aku membantumu," kata pria muda itu sambil membungkuk dan memegang sepatuku. Dia mengambil tali dari tasnya dan mulai memperbaikinya. Kami berbicara sambil menunggu sepatu terikat kembali dengan rapi.

"Apa yang akan kamu lakukan jika aku tidak datang?" tanyaku.

Aku melihat sepatuku yang sudah diperbaiki dan tersenyum. "Aku akan berjalan pulang dengan satu sepatu saja."

"Kamu hebat," kata pria muda itu sambil tersenyum. "Tapi, sebaiknya kamu memperbaikinya agar kamu tidak terluka."

"Benar," kataku sambil mengangguk.

Aku melanjutkan perjalanan pulang dengan sepatu yang sudah diperbaiki dengan baik. Perjalanan pulang biasanya membuatku merasa lelah dan menjemukan, tapi hari ini berbeda. Aku merasa energik dan bersemangat.

"Kamu kembali! Apa yang terjadi dengan sepatumu?" tanya ibuku saat aku masuk ke rumah.

"Tali sepatuku putus, tapi aku sudah memperbaikinya," ucapku sambil menunjukkan sepatuku pada ibuku.

"Ibu sangat bangga padamu," kata ibuku sambil memelukku.

Aku tersenyum, merasa senang mendapat pujian dari ibuku. Ini adalah hari yang baik setelah kejadian yang membuatku hampir putus asa di jalan.

Percakapan singkat dengan pria muda itu di jalan membuatku merasa terhibur dan senang. Aku berpikir bahwa mungkin kita memang tak pernah tahu apa yang akan terjadi di jalan pulang sekolah. Tapi, bagaimanapun juga, aku merasa bersyukur bahwa aku bisa bertemu dengan seseorang yang baik hati seperti dia.

"Apa yang terjadi pada sepatumu?" tanya temanku ketika aku bertemu dengannya di sekolah keesokan harinya.

"Aku terjebak di jalan karena tali sepatuku putus, tapi aku bertemu seseorang yang membantuku," ucapku sambil tersenyum.

"Apa yang kamu lakukan?"

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Aku berjalan pulang dengan satu sepatu saja," ucapku sambil tertawa.

"Apa yang kamu lakukan tanpa sepatu lainnya?"

"Aku menikmati perjalanan pulang. Tidak apa-apa, kan?"

"Kamu selalu punya pikiran yang positif," kata temanku sambil tersenyum

Aku merasa senang bisa berbagi cerita dengan temanku. Kami melanjutkan obrolan kami tentang sekolah dan hobi kami, hingga tiba saatnya kami harus berpisah dan pergi ke kelas masing-masing.

Saat aku duduk di kelas, pikiranku terus menerus melayang pada pengalaman kemarin. Aku merasa terkesan dengan kebaikan hati pria muda yang membantu memperbaiki sepatuku. Meski hanya pertemuan singkat, tetapi dia berhasil membuat hari itu menjadi berbeda.

Belakangan, aku jadi bertanya-tanya tentang sosok pria muda itu. Siapa dia? Apa dia sering melintas di jalan itu? Aku ingin bertemu dengannya lagi dan berterima kasih karena sudah membantuku kemarin.

Setelah sekolah selesai, aku memutuskan untuk mencari pria muda itu di jalan pulangku. Aku berjalan perlahan dan mengamati setiap orang yang melewati jalan itu. Namun, aku tak bisa menemukannya. Aku merasa kecewa dan sedih. Apa aku tak akan bertemu dengannya lagi?

Namun, di ujung jalan, aku melihat sosok pria muda yang berjalan ke arahku. Dia tersenyum ketika melihatku. "Hai," sapa pria muda itu sambil tersenyum.

"Hai," balasku sambil merasa lega. "Terima kasih sudah membantuku kemarin. Aku ingin berterima kasih padamu."

"Tidak perlu. Aku senang bisa membantumu," kata pria muda itu dengan ramah.

"Aku ingin tahu, siapa namamu?" tanyaku.

"Panggil saja aku Rian," kata pria muda itu dengan ramah.

"Aku senang bertemu denganmu, Rian," kataku dengan senyum lebar.

Aku merasa bahagia bisa bertemu dengan Rian lagi. Kami berjalan bersama ke rumahku dan berbincang-bincang tentang segala hal. Aku merasa seperti memiliki teman baru. Dia adalah sosok yang membuat hari-hariku menjadi lebih cerah.

Pada akhirnya, aku menyadari bahwa kadang-kadang kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi di jalan pulang sekolah. Namun, jika kita memiliki pikiran positif dan terbuka terhadap orang lain, kita dapat bertemu dengan seseorang yang baik hati dan membuat hari-hari kita lebih indah.

Baca Juga: [CERPEN] Kembali ke Masa Kecil

FIQRAH RISAR Photo Verified Writer FIQRAH RISAR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya