[PROSA] Bunga Tidur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bisa kukatakan, bertemu denganmu adalah sebuah anugerah. Ya, kamu yang berinisial K. Meskipun hanya memandangmu dari aksa, hari-hariku seolah menjadi berwarna.
Lewat senyummu, seolah bisa kurasakan manisnya bahagia. Tatapan mata cokelatmu sungguh buatku berdebar gila. Dan setiap dirimu berbahasa, rasanya bunga bermekaran di dada. Tak tahu apakah kau sematkan mantra di penglihatanku ini. Namun yang pasti, memandangi indahnya dirimu itu, aku tak jemu.
Cinta memang membuatku bodoh. Bagaimana tidak, setiap kali aku melewati ruang kelasmu, aku sudah kesengsem saja. Padahal, sangat yakin kalau dirimu sama sekali tidak akan menyapa, atau bahkan melirikku sekalipun.
Memang, di awal mengamati wajah nirwanamu, senang merekah-rekah di sekujur badan. Hanya saja, akhir-akhir ini, aku kehilangannya. Hati tamakku menginginkan kita bersama, sementara hal tersebut tak akan tercipta dalam realita. Sesak di dada. Itu sebabnya, aku ingin tidur dan melupakanmu saja.
Kupikir, di saat malam menerjang, semua hal tentangmu tenggelam dalam lelap. Namun, aku salah. Memori menjelma menjadi dirimu dan merasuki bunga tidurku.
Tak ada yang berbeda dari dunia nyata: wajah indahmu masih seperti sedia kala; senyumanmu tetap manis seperti biasanya. Akan tetapi, di dalam mimpiku, kamu menatapku. Kita berbicara dan saling bertukar kata–sebuah adegan yang belum pernah kurasakan dalam realita.
Editor’s picks
Aku lantas bertanya-tanya, kenapa kamu muncul dalam tidurku? Kalau kata mereka, orang yang dimimpikan merindukan kita. Apakah kamu memang rindu denganku? Tapi, kita saja tak pernah berbicara.
Namun, aku tak mau banyak berpikir. Intinya, saat itu, ada kamu dalam tidurku. Malam kelam yang selama ini membosankan seketika menjadi cerah. Suasana hampa lantas menjadi terisi oleh kehadiranmu.
Rasa-rasanya, aku ingin terus terlelap. Akan tetapi, mimpi pun ada akhirnya. Aku tak tahu ke mana alur fantasi ini menggiringku. Aku hanya mengikuti. Dan setibanya aku di konklusi, semuanya berubah. Gambaran mimpiku kala itu tak terlalu membekas dalam ingatanku. Namun, yang pasti, aku merasa sedih. Dirimu pergi begitu saja setelah mengetahui rasaku padamu.
Jujur, buatku menangis sekaligus tertawa. Tak kusangka, bahkan dalam fantasiku sendiri, aku tak bisa mendapatkanmu. Padahal, mimpi bersamamu sungguhlah menyenangkan. Serasa beban kehidupan yang selama ini terpikul di pundakku sejenak terangkat.
Hanya saja, melihat diriku tak bisa tautkan hati denganmu, lantas buat apa kamu mengambil alih fantasi dan dunia mimpiku? Aku tidur karena ingin melupakan kehidupan yang memuakkan, bukan menambah beban pikiran. Jadi, semisal dirimu memang buatku memimpikanmu, sebaiknya kamu tak perlu rindu.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.