[PROSA] #fallforyou

Kuingin kabarkan dunia kalau aku menyukaimu 

“Kalian pikir aku mau sama dia? No way!

Meja yang di atasnya ada empat mangkuk bakso kugebrak sekuat-kuatnya. Pekikanku barusan sontak memancing tatapan dari semua orang di kantin. Sungguh malu rasanya. Aku sama sekali tidak tahu bagaimana ekspresiku sekarang. Perlahan, diri ini duduk kembali.

Lebih parahnya lagi, ketiga temanku sama sekali tidak membantu. Mereka malah semakin menertawakanku: wajah Anita memerah lantaran tak kuasa menahan tawa; Dea cekikikan seperti kuntilanak; Keisha sudah berguling-guling di lantai saja.

“Pelawak betul teman kita yang satu ini,” kata Keisha, terengah-engah napasnya.

“Dengar, ya, Say. Omong kosong kalau kamu gak ada rasa sama dia,” ujar Anita.

“Bener banget!” sambar Dea. “Dari kecil, kalian, kan, sudah dekat. Mustahil gak ada benih-benih cinta,” lanjut Dea, terkekeh lagi.

Aku tak pernah mengerti dengan ketiga manusia ini. Pengin jadi Mak Comblang sepertinya. Padahal, sudah berkali-kali kukatakan kalau aku sama sekali tak ada niatan untuk mengejarmu. Selain karena raut wajahmu yang seolah ingin membunuhku, aku tahu kalau aku tak ada kesempatan.

“Tsundere,” Keisha tiba-tiba memecah keheningan. “Pura-pura kasar, tapi di dalam, dia sebenarnya suka samamu. Percayalah, dia itu tsundere.”

“Gak usah bahas itu lagi, deh. Bentar lagi udah mau masuk. Buruan makan,” balasku.

“Ehem. Kayaknya, ada yang panjang umur, nih.”

Anita menunjuk ke arah belakang. Aku pun menoleh. Sudah kuduga, kamu datang juga. Kuakui, dirimu memang begitu rupawan. Tinggi semampai dengan paras bak pangeran. Bisa kulihat jelas semua cewek langsung memandangimu yang sedang jalan kemari.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

“Nanti kita pulang bareng,” ucapnya dingin.

Oh, my Go-” Anita refleks menutup mulut Dea.

Kamu langsung berkata, “Gak usah geer. Kita pulang sama hanya karena-”

“Iya, aku tahu. Karena disuruh Mama supaya bantuin kamu nyari kado ulang tahun ibumu, kan? Sudah sana. Huss, huss,” jawabku.

Dengan tatapan mengerikan, kamu langsung pergi tanpa meninggalkan sepatah kata. Sudah 10 tahun lebih waktuku–mulai dari kanak-kanak hingga remaja–dihabiskan bersamamu. Alasan bisa dekat ada banyak. Pertama, karena rumah kita bersebelahan. Jadi, cuma tinggal menjungkirbalikkan diriku saja sudah sampai ke rumahmu. 

Kedua, karena Mama dan ibumu bak api dan asap–tak bisa dipisahkan. Kita pun ikut kena getahnya. Semasa kecil, setiap jam, menit, dan detik, selalu kamu yang kulihat. Kedekatan ini pun akhirnya berujung kepada alasan ketiga. Yup, kami hendak dijodohkan. Aku pun memberontak karena hal ini. Dalam waktu yang bersamaan, entah mengapa kamu jadi berubah; tidak seperti dirimu yang kukenal.

Aku sama sekali tak mengerti dengan perubahan sikapmu itu. Apakah dirimu jadi tak menyukaiku karena kita dijodohkan padahal kamu sudah ada tambatan hati? Akan tetapi, bukankah aku juga menolaknya? Aku tak mau berdelusi, tapi apakah dirimu mengira kalau penolakanku pada perjodohan itu karena aku tak menyukaimu? Sebab, kenyataannya tidak begitu.

Semua yang dibilang Dea itu benar. Selama masa-masa kita bersama, mustahil bagiku tak muncul rasa. Lisan ini memang berujar berang, tapi hatiku kian melarang. Jika ada kesempatan, selalu kucoba 'tuk curi-curi pandang.

Sudah kucoba untuk tak tumbuhkan rasa. Namun, tiap kali memandang wajahmu, aku tak bisa berbuat apa-apa selain terlena. Seolah diriku ingin ceritakan ke semua orang. Ingin juga kabarkan kepada dunia, gunakan hashtag 'aku mencintaimu', bahwa kamulah tambatan hatiku. Bahkan, meskipun kamu selalu menunjukkan sikap dingin itu, masih bertahan rasa sukaku hingga sekarang.

"Siapa pun perempuan yang di sampingmu nanti, pasti dia sangat beruntung," batinku.

Namun, kamu harus tahu. Aku tak sekadar terhanyut oleh keindahanmu. Aku yakin, dirimu sebenarnya masih selembut waktu yang dulu. Entah kapan itu muncul kembali, aku 'kan tetap menunggu.

Baca Juga: [PROSA] Nostalgia bersama Senja

E N C E K U B I N A Photo Verified Writer E N C E K U B I N A

Mau cari kerja yang bisa rebahan terus~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya