[CERPEN] Tiga Wajah

Semua manusia selalu menggunakan 'topeng' mereka

 

Hari ini Takagi tampak pucat, badan nya terlihat lesu. Seperti biasa Takagi langsung cerita pada orang itu.
“Ken laptop ku hilang”.
“Hooo...”
“Tolong terkejutlah sediikit!”
“Whuowww.. hilang dimana?”
“Kau selalu saja dengan wajah tersenyum itu. Tidak ada ekspresi lain apa?”
“Kalau dengan terkejut laptopmu bisa ketemu, aku akan terkejut selebar mungkin. Yang terpenting adalah tetap tenang dan dinginkan kepalamu, paham?”
“Iya...iya...fiuhhhh...  berkas pekerjaan ku hilang semua jadinya."
“Aku tidak akan meminjamkan laptop ku, pasti akan kau hilangkan lagi nanti."
“Siapa juga yang mau pinjam?”
“Lalu apa yang akan kau lakukan?”
“Aku sudah lapor polisi, dan kau tahu? Aku harus segera beli yang baru, tanpa laptop aku tidak bisa bekerja”.
“Aku tahu tempat penjualan laptop bekas, murah sih."
“Masalahnya adalah uang ku bulan ini habis untuk biaya perbaikan mobil ku yang kecelakaan kemarin”.
“Aku tidak akan meminjamkan mu uang lagi, pasti akan hilang, ceroboh!”
“Kau tahu Ken?  Rem mobil ku tiba-tiba blong dan....”
“Ya,ya, silahkan berkelit, paling kau mengantuk saat menyetir."


Lalu percakapan Takagi dengan orang itu terhenti, karena Bos tiba - tiba memanggil Takagi. Sementara orang itu tetap melanjutkan pekerjaannya. Takagi keluar dari ruangan Bos dengan wajah semakin pucat.
 

“Ken, tolong bunuh aku saja."
“Putus asa sekali, tidak seperti biasanya."
“Bos, dia melihatku berduaan dengan Yoshida-san, pacar nya."
“Kau gila! Main api sambil mandi bensin."
“Tapi Yoshida-san yang mengajakku, dia yang me...”
“Maaf! Untuk yang itu aku tidak mau tahu. Sekarang kembalilah bekerja, selesai kerja nanti kita urus laptop mu."
“Baiklah.....”


            Takagi memang terkenal dengan kecerobohan nya, beberapa kali dia terkena sial karena kecerobohannya itu. Sampai orang itu pun ikut beberapa kali turun tangan membantu menyelesaikan masalah Takagi.

Walau kadang Takagi bingung dengan wajah orang itu yang selalu datar dan tersenyum pucat. Tapi tampaknya Takagi bersyukur, karena orang itu selalu ada untuk membantu nya. Takagi bersyukur karena masih memiliki seorang sahabat.
            Pukul 17:15, semua orang sudah meninggalkan meja kerja dengan rapih kecuali, Takagi. Dia nampak pusing memikirkan masalahnya. Lalu masuklah seseorang, ya ,orang itu, dengan membawa 2 cangkir kopi hangat lalu mulai lagi perbincangan ringan soal masalahnya tadi pagi.

“Jadi bagaimana? Sebelum soal laptop, mobilmu bagaimana?”
“Butuh sekitar 200.000 yen untuk menebusnya di bengkel.”
“Sebanyak itu?”
“Rusaknya cukup parah, kau tahu? Aku tidak punya uang lagi."
“Uang ku yang 40.000 yen juga belum kau kembalikan"
“Ken, ayolah! Itu kita bicarakan nanti!”
“Maaf, bercanda tidak pada waktu nya. Baiklah, karena aku juga tidak punya uang, ayo cari pinjaman, aku ada kenalan."
“Pinjaman seperti apa?”
“Pinjaman cepat cair. Bunganya agak tinggi, tapi bisalah tertutup gaji mu, lagipula tidak ada jalan lain bukan? Semakin lama mobilmu menginap di bengkel juga akan semakin mahal biaya tebus nya. Lalu tanpa laptop kau sulit bekerja juga kan?”
“Ken, apa kau sama sekali tidak punya uang?”
“Kau tahu kan aku membiayai 2 orang adik ku juga?”
“maaf~”
“Kau memang pelupa! Ahahah! Bagaimana pinjaman nya? Mau kau ambil?”
“Baiklah, nampaknya tidak ada jalan lain."
“Setelah beli laptop nanti, jangan ceroboh lagi!”
“Iya,iya.. Tahun ini sial sekali!”
“Sial?”
“Kau tahu? Anjing ku mati karena makanan nya tercampur racun serangga."
“Dengan kata lain, kau pembunuhnya?”
“Bodoh! Mana mungkin! Aku hanya sial!”
“Mungkin kau tidak sengaja menumpahkan racun serangga ke makanan anjing mu?”
“Entahlah, bahkan akhir-akhir ini aku sering tidak yakin dengan diri ku sendiri.”
“Maksudnya?”
“Aku sering lupa, bahkan aku sering tidak yakin apa aku ingat atau lupa?”
“Mungkin karena stress.”


Keduanya lalu meminum kopi hangat.


“Ken, mengapa kopi buatanmu rasanya aneh?”
“Mungkin karena stress.”
“Apa hubungannya? Lagi pula setelah minum kopi mu aku tidak merasa mata ku segar sedikit pun.”
“Karena kopinya rendah kafein! Pikirkan lambungmu!”
“Dari mana kau tahu aku punya masalah di perutku?”
“Orang stress cenderung punya pola makan yang berantakan, lagi pula kan kau sendiri pernah cerita.”
“Oh ya? Mungkin aku lupa pernah bercerita. Apa aku pernah cerita?”
“Linglung begitu, mungkin kau benar-benar stress.”


            Kemudian keduanya berkemas, dan mulai berangkat ke tempat peminjaman. Orang itu mengajak Takagi ke peminjaman cepat cair, akan tetapi dengan bunga yang lumayan tinggi sekitar 35%. Walaupun begitu dengan perhitungan cermat, gaji Takagi akan menutupi hutangnya. Dengan berat hati Takagi menandatangani perjanjian, dengan jaminan rumahnya sendiri.

“Ken, Terima kasih, selalu membantu ku.”
“Sama-sama Takagi, pokoknya selain urusan wanita aku akan bantu.”


            Lalu keduanya berpisah menuju rumah masing-masing.

 

            Pagi yang gelap, orang iu seperti biasa tiba paling awal di kantor. Memulai pekerjaan lebih awal, supaya bisa sedikit santai di akhir setiap hari nya. Satu persatu teman kerja nya berdatangan.


“Pagi Ken, seperti biasa, kamu rajin ya?”
“Pagi, bukan rajin, justru ini supaya bisa santai, hahha.”


Sapaan yang terlihat akrab sebagai orang kantor yang bertemu setiap hari, namun rupanya kehangatan hari itu agak berbeda, suasana hangat di pagi hari yang redup tiba - tiba pecah bagai langit mendung yang tenang lalu petir menggelegar membelah sunyi. Bos masuk dengan menendang pintu.


“Ishiguro Ken!!!”
“Iya bos?”
“Kalau Takagi datang, suruh keruangan saya!”
“Siap bos!”

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Bukan hal yang aneh jika ada perlu dengan Takagi, nama orang itu yang dipanggil. Tak lama kemudian, Takagi datang dan orang itu langsung menyampaikan omongan si Bos tadi. Takagi sedikit gentar namu tak ada pilihan lain.

“Kalian tahu, pasti masalah pacar si Bos”.
“Orang itu memang gila."
“Memang pacar si Bos sangat cantik aku juga suka, tapi aku lebih suka pekerjaanku."
“Si Bos orangnya sensitif kalau masalah wanita, Takagi selesai."
“Ya, pasti selesai."
“Kasihan, tapi dia juga yang main api."

Suasana pagi jadi sedikit ramai, semua membicarakan Takagi. Semua seolah tahu dan menebak-nebak apa yang akan terjadi.

“Ken, kau baik-baik saja?”
“Aku akan selalu membantu sahabatku itu, kecuali masalah wanita, aku tidak ingin terlibat sama sekali."
“Orang baik juga punya batas ternyata."
“Terimakasih!”
“Aku tidak memujimu Ken!”


Tiba-tiba pintu masuk terbuka dengan pelan, nampak wajah Takagi sangat pucat dengan mata yang menatap kosong. Riuh kecil teman-teman kantor pun mendadak sunyi.


“Ken, aku dipecat.”
“Ya, semua sudah menduga hal itu. Aku bantu mengemasi barang-barang mu dan membereskan meja mu”.
“Ken! Ada orang yang membajak twitter ku lalu menggoda pacar si Bos. Lalu...”
“AKU TIDAK MAU TAU URUSAN WANITA MU, TAKAGI”.
“Ken......tolong aku....”.
“Aku selalu menolong mu, tapi kau mengecewakan. Kau berani bermain api dengan harapan aku akan membantu memadamkanya? jangan bercanda!”
“Tapi Ken...”.
“Kita bicara nanti. Aku banyak kerjaan. Kau sudah tamat kawan. Apapun yang kau katakan hanya terdengar sebagai alasan”.

Takagi hanya bisa terdiam, dia bingung bagaimana akan melunasi hutang jika tidak lagi bekerja. Setelah mengemasi semua barang-barangnya, Takagi pulang dengan kesedihan dan kebingungan. Lalu hari itu berjalan biasa kembali, seperti senyum datar orang itu yang selalu ditunjukkannya setiap saat, dalam kondisi apapun.

Soal wajah ketiga orang itu, sepulang kerja orang itu pulang dengan senyum yang sedikit berbeda. Tawa kecil penuh kepuasan mengiringi langkahnya. Sesampainya dirumah, tawanya semakin menjadi.

Orang itu duduk dimeja kamarnya sambil membuka laptop yang dicurinya dari Takagi, lalu menghapus semua file hingga bukti kalau orang itu yang membajak twitter Takagi. Orang itu menaruh telapak tangan kiri di kedua matanya dan tertawa lagi, mengingat saat si Bos tidak bisa percaya mengenai apa yang Takagi bicarakan.

Kencan buatan Yoshida-san dan Takagi pun adalah ulah orang itu, orang itu membeli ponsel dengan nomor baru dan mengirim pesan ke keduanya serta mengatur pertemuan itu. Bahkan memanggil si Bos ketempat pertemuan itu.

Takagi tidak pernah curiga sedikitpun pada orang itu. Padahal kopi yang dia minum tiap sore rasanya aneh, karena orang itu mencampur kopinya dengan obat penenang yang akan berakibat buruk pada ingatannya.

Orang itu juga yang mencampur racun serangga pada makanan anjing nya, karena kesal selalu digonggongi setiap berkunjung ke rumah Takagi. Anjing memang dapat merasakan niat jahat dari seseorang.

Membuat Takagi terlilit hutang dengan rentenir pun adalah rencana dari orang itu. Sejak awal orang itu yang membuat rem mobilnya blong, kecelakaan, mencuri laptopnya, dan membuat Takagi dipecat. Begitu rapih. Apalagi dengan kemampuan selalu tersenyum datar serta wajah ramahnya membuat siapapun tidak akan mengira sedikitpun.

Orang itu melakukan itu semua bukan tanpa alasan.

Mengapa orang itu begitu menginginkan Takagi menderita? Jawabannya adalah karena orang itu adalah aku. Ya, sejak awal aku menceritakan diriku sendiri, sejak dulu aku memang membenci Takagi.

Dia yang membuat mantanya mengakhiri hidup, padahal aku begitu mencintainya. Aku tidak akan pernah memaafkan dia. Sampai kapanpun Aku akan membuat dia menderita, sampai kapanpun.

Senyum adalah topeng terbaik. Itu akan membingungkan banyak orang, mereka tidak akan pernah tau wajah asli dibalik ‘topeng’ senyuman yang kita gunakan.

 

Hafiyyan Irham Photo Verified Writer Hafiyyan Irham

Content Writer. Football, Movies, and Lifestyle

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya