[PROSA] Tubuh Itu Adalah Tubuh Manusia

Tubuh yang sekalipun mengaduh, tetap terus bertumbuh

Tubuh itu ringkih. Penat terlihat oleh kedua bola mata yang menampak. Dari keluh kesah yang terlintas, seakan bercerita tubuh itu tentang duka dan perjuangan yang lara.

Katanya, sering kali bibir itu menyunggingkan senyum padahal kepahitan berkali-kali mengetuk dada. Katanya, kerap kali kaki itu tegak melangkah padahal ribuan beban di punggung merambak dalam petualangan nan jauhnya. Katanya, acap kali air mata itu merambas kala orang-orang telah terlelap sebab kantuknya.

Tak ada yang tahu. Persisnya, tak ada satu pun yang benar tahu tentang pergulatan pikirannya untuk mengabaikan kebisingan dunia. Tak ada satu pun yang benar sadar tentang betapa lelahnya memilih untuk berkali-kali berdiri setelah kekecewaan ataupun kehampaan merajai hati.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Atas segala perjalanan hidup ini, tubuh itu sungguh jelas berkata betapa letihnya. Disesakkan oleh kenyataan. Direndahkan oleh perkataan. Didesak oleh pengharapan. Ditekan oleh tuntutan tak berkesudahan dalam sebuah kompetisi tanpa garis akhir dan penobatan seorang pemenang.

Kenyataannya, tubuh itu adalah tubuh manusia. Tubuh yang sekalipun mengaduh karena kepelikan, tetap terus menguat dan bertumbuh karena keadaan.

Baca Juga: [PROSA] Tepik

Riani Shr Photo Verified Writer Riani Shr

Menulis adalah salah satu upaya menyembuhkan yang ampuh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya