[Cerpen] Gadis

Andai saja aku jadi dia

Aku Anneke, seorang gadis yang tak suka berdandan dan tak punya sesuatu pun yang bisa ditampilkan. Maksudku aku tak memoles bedak, perona pipi, dan benda-benda sejenis lainnya di wajah.

Ya, untuk apa pula? Untuk menarik hati lawan jenis, c’mon aku tak akan suka dengan pria yang hanya melihat seseorang dari wajah atau bodi seksi. Kupikir, tak semua pria juga seperti itu. Dan aku menemukan seorang gadis yang mendapat pria yang kuimpikan.

Sudah beberapa minggu ini aku memperhatikan gadis lain, bukan karena menyukainya, hanya ada rasa di dalam diriku yang selalu membandingannya dengan aku sendiri. Aku tak tahu namanya, jadi kupanggil saja Gadis. Sering kulihat bersama kekasih dan teman-temannya.

Kuperhatikan stylenya yang tak terlalu berbeda dengan mahasiswi lainnya. Kadang dia menggunakan kemeja dan rok panjang dipadukan dengan sepatu flat yang tak terlalu mencolok. Well, semuanya terlihat sangat biasa saja. Jadi, mungkin saja—mungkin saja, seandainya aku lebih dulu bertemu dengan kekasih Gadis, sekali lagi mungkin saja, dia akan tertarik padaku. Itu mungkin hanya dalam imajinasiku saja, bukankah selera orang berbeda-beda. Dan mungkin Gadis punya daya tarik sendiri. Tapi, apa?

Semakin hari, Gadis terlihat semakin berbeda. Seperti kutemukan keistimewaan dalam dirinya. Aku mencuri-curi pandang saat dia melewati kelasku bersama kekasihnya. Dia terlihat cantik saat tertawa, bercanda, memukul pelan bahu pria di sampingnya. Dia wanita humoris, kupikir.

Saat kelas kami digabung dan kelompoknya yang mempresentasikan tugas kelompoknya, dia terlihat anggun berbicara di depan kelas. Sangat berwibawa. Mampu membawa suasana. Dan kupikir orang-orang pasti menyukainya yang pintar.

Saat berada di depan ruang dosen, kudengar dia dan sahabatnya yang sedang berbincang tampak tertawa lepas saat mantan dari kekasihnya melewati mereka.  Dia menganggapinya dengan santai, tanpa memperlihatkan cemburu yang luar biasa—seperti orang lain yang mungkin menaruh dendam. Meski begitu, dia berpura-pura marah  mengancam kekasihnya untuk tidak berpaling darinya. Tidak mengekang, pria itu pasti beruntung telah mendapatkannya.

Kusimpulkan, dia gadis cantik, pintar, penuh wibawa, yang mampu menciptakan suasana nyaman bagi orang disekitarnya dan aku mungkin sekarang merasa sangat iri dengannya. Ahhhh, pasti banyak sekali orang yang memperhatikannya, kuharap bisa menjadi dirinya.

*

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Aku Tasya dan mengikuti kelas profesor yang menjadi pembibingku. Kelasku hari ini digabung bersama kelas lain, jadi sedikit sesak di dalam kelas yang berisi lebih dari kapasitas yang seharusnya.

Meski sedikit kesal dengan teman kelompokku yang tak menunjukkan partisipasinya, aku harus tetap mempresentasikan materi ini dengan baik. Tak ada masalah, aku sudah membaca mengenai topik ini beberapa kali. Setelahnya aku bergabung kembali dengan teman kelompokku.

Perhatianku lalu teralih pada gadis yang sedang berbicara dari kelompok lain, bukan teman sekelasku. Dia mengomel tidak jelas, tapi disambut tawa oleh teman lain yang duduk melingkar di sekitarnya. Kupastikan teman kelompoknya memaksanya untuk menjadi perwakilan mereka. Berikutnya dia maju ke depan kelas dengan langkah gontai, tapi saat mulai berbicara suaranya berubah tegas, kupikir dia seorang yang sangat istimewa.

Esok harinya, aku dan pacarku sedang menunggu di depan ruang dosen. Kudapati gadis yang kemarin di kelas gabungan juga sedang menunggu sendiri. Dia terlihat santai dan tak mencoba menarik perhatian, tapi sejak tadi aku memperhatikannya. Pandangan kami bahkan sempat bertemu, dia mencoba tersenyum, kutarik sudut bibirku.

Dia terlihat ramah, aku seharusnya lebih dulu tersenyum padanya, tapi aku terlalu cemburu saat mengingat dia adalah gadis, yang dulu pernah kudapati, diperhatikan oleh pacarku saat berbincang sepak bola bersama teman prianya yang lain.

Ada banyak hal darinya yang jika pria tahu akan membuat mereka satu per satu menyukai gadis itu. Dan mungkin, kalau saja pacarku lebih dulu mengetahui gadis itu, dia akan menyukainya. Aku mungkin akan sangat cemburu saat orang yang kusayangi lebih menyukainya.

Kuharap aku bisa mengerti lebih banyak tentang hal-hal yang disukai orang lain, seperti dirinya.

*

Baca Juga: [CERPEN] Lelaki dengan Nyala Api di Dadanya

Jelsyah D. Photo Verified Writer Jelsyah D.

👉 @jelsyahd

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya