[PROSA] Melankolia

Hidup tidak pernah berhenti untuk membuatmu terus belajar

"Tidak perlu malu saat menjadi rakyat miskin. Memang apa masalahnya saat kau terlahir miskin? Itu bukan salahmu, nak, memang sudah nasib kita. Kau harus malu saat memakan sesuatu yang bukan hakmu seperti para pemimpin yang tega memakan jerih payah rakyatnya sendiri," tukas Pak Tobi memberikan nasehat kepada anak gadisnya.

"Begini, pak, semua temanku di sekolah mempunyai handphone yang bagus. Cuma aku sendiri yang pakai HP korek. Memangnya kita semiskin itu, pak? Sampai-sampai selama tiga tahun belajar di sekolah, bapak belum bisa membelikan Cindy handphone yang bagus?"

Cindy memonyongkan bibirnya dan mengeluh kepada Bapaknya. Sudah biasa mereka bercakap perihal derajat orang kaya dan miskin. Cindy memang suka mengeluh kepada bapaknya karena sudah tiga tahun semenjak sekolah di SMA, ia selalu menggunakan handphone jadul. Semua teman-temannya memiliki handphone dengan ukuran yang tipis di mana memiliki permukaan layar halus dan berbentuk pipih. Sehingga bisa digunakan dalam berbagai hal. Seperti pelajaran daring, bermain game, vlog, atau mencari berbagai sumber informasi. Sering kali ia merasa sedih saat melihat teman-temannya asyik memainkan handphone mereka. Tak jarang Cindy juga terpaksa meminta bantuan teman sebangkunya, Klara, yang memiliki handphone bagus untuk mengirim tugas daring sekolahnya.

Cindy hanya termenung duduk di bangku kelas saat bel istirahat tiba. Semua teman-temannya tertawa karena benda pipih itu. Mereka sibuk dan sangat fokus menggunakan benda tersebut. Cindy memegang handphone jadulnya yang sangat berbeda dari teman sekelasnya. Ia hanya bisa mendengus kesal dan menutupi wajahnya menggunakan buku pelajaran sekolah.

Sepanjang perjalanan pulang, Cindy hanya melamun dan terdiam. Ia tidak berselera melakukan aktivitas lain. Ia menuju kamar lalu menutup pintu. Ia merebahkan tubuh, menatap langit-langit kamar dan memandang setiap sudut kamarnya. Perkataan bapaknya tempo hari masih tersimpan dalam memorinya. Kita tidak bisa memilih ingin lahir dari siapa, keluarga mana dan dalam kondisi bagaimana. Semuanya sudah kehendak Tuhan. Jangan malu menjadi orang miskin tapi malulah saat mencuri hak milik orang lain.

Terdengar suara ketukan pintu dari kamar Cindy. Terjadilah percakapan antara keduanya

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Kamu marah sama bapak, nak? Karena kondisimu tidak seperti teman-teman sekolahmu. Maafkan bapak karena belum bisa mencukupi semua kebutuhanmu. Bapak akan bekerja sangat keras agar bisa membelikanmu handphone baru. Ibumu pasti sedih saat mengetahui anak gadisnya menangis seperti ini," tutur Pak Tobi memeluk Cindy.

"Kenapa hal ini harus terjadi, pak? Ibu meninggal gara-gara menolong orang yang dirampok. Kita juga tertipu oleh agen travel haji yang membawa kabur semua uang tabungan bapak. Sekarang bapak harus bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan. Mengapa Tuhan sangat tega kepada kita, pak?," lirih Cindy dengan suara bergetar tak kuasa menahan tangis.

"Ketahuilah, nak, justru inilah kasih sayang Tuhan kepada hambanya. Saat melamar ibumu dulu, ia tidak pernah mempermasalahkan apa pekerjaan bapak, atau pun harta yang bapak punya. Selama hati masih memiliki iman dan kebaikan, itulah hal yang paling berharga di dunia ini. Harta bisa dicari namun iman dan kebaikan, tidak semua orang memiliki."

Pak Tobi terdiam sejenak memandangi foto mendiang istrinya yang terpampang jelas di atas meja belajar Cindy. Ia memegang foto tersebut lalu menciumnya. Matanya berkaca-kaca saat mencoba mengingat kenangan bersama mendiang istrinya.

"Andai kau tahu Sri, aku sangat rindu kepadamu. Sudah lima tahun berlalu kau pergi meninggalkan dunia ini. Semoga kau selalu tenang di sana. Aku hanya berharap mampu menjadi orangtua yang baik bagi anak kita kelak," batin Pak Tobi dalam hati.

Terkadang hidup membawa kita pada kondisi yang membuatmu menguras air mata. Seperti merasa depresi, kehilangan, dan kesedihan lainnya yang mungkin membuatmu merasa sangat sengsara. Mengapa? Karena hidup tidak pernah berhenti membuatmu untuk terus belajar agar lebih kuat dan tabah, meski hatimu berkali-kali patah.

Baca Juga: [PROSA] Farak

bintang kecil Photo Writer bintang kecil

Live every moment

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya