[CERPEN] Kisah Secangkir Latte Art: Malam Indah Karenamu

ANDRE - Kehadiranmu menghapus kekosonganku

Terima kasih kau sudi menghapus kekosonganku, malam ini indah karna kedatanganmu.

Malam ini semua tampak kosong di mataku. Meski telah banyak yang datang dan hampir semua meja terisi. Bagiku semua kosong tanpa kehadirannya. Tanpa kedatangannya dari balik pintu itu.

Aku pun kembali menenggelamkan diri di balik mejaku. Membuat pesanan dari pelanggan sambil melirik sudut kosong itu -lagi, dan melihati pintu. Entah sudah berapa kali. Hingga tanpa kusadari ada seorang wanita yang mendekat dan menyapaku, "Aku menyukaimu. Ah, maksudku aku menyukai latte art-mu. Boleh aku berkenalan dengan seniman tampan ini?"

Keramahannya sejenak mengalihkanku.

"Tentu saja, Nona Cantik. Namaku Andre," jawabku ramah sambil mengulurkan tanganku.

"Andre, nice name. Aku Karin. Ehm.. Apa itu latte pesananku? Rasanya tadi aku memesan seperti yang sedang kau buat, dan aku minta izin pada dia untuk mengambil latte-ku sendiri," ucapnya sambil menunjuk ke arah Doni.

Aku agak heran. Tak pernah ada yang mendatangiku untuk mengambil pesanannya sendiri. Mataku mulai mencari Doni, dan kulihat dia mengacungkan jempolnya.

"Ah, begitu rupanya. Silakan, latte-mu sudah siap. Mau kuantar ke mejamu?" tanyaku sedikit enggan namun kucoba tetap ramah padanya.

"Tak perlu. Jika kau izinkan, aku ingin menikmatinya di sini bersamamu".

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Aku terbiasa dengan kalimat sejenis ini. Kalimat dengan hasrat untuk mendekatiku. Tapi malam ini, entah kenapa, aku sama sekali tak tertarik meladeninya. Dia cantik, sangat cantik malah. Dan bodohnya, aku sama sekali tak tertarik.

"Maafkan aku, Nona Karin. Bukan aku tak sopan padamu, tapi pelanggan tidak diperkenankan berada di meja barista. Bagaimana kalau aku antar latte ini ke mejamu saja?"

Tampak ada kekecewaan di wajahnya, tapi aku tak peduli. Dia tak ada bedanya dengan pelangganku yang lain. Ah, kecuali Ocha, dia spesial.

Akhirnya dia menerima tawaranku untuk kembali ke mejanya. Tentu dengan syarat aku yang mengantarnya. Ya Tuhan, wanita ini. Baiklah, demi kenyamanan pelanggan. Lalu dia memintaku duduk bersamanya. Belum sempat aku menjawab, suara pintu terbuka mengalihkan pandanganku. Seolah pintu itu tiba-tiba bermagnet, aku seketika menatapnya. Senyumku mulai mengembang. Dia datang. Ocha datang. Penantianku bersambut.

Buru-buru aku menghampirinya yang, tanpa melihatku, langsung menuju ke meja favoritnya. Dia tampak kaget melihatku sudah di dekat mejanya.

"Kau seperti hantu, Ndre. Belum kupanggil sudah datang sendiri," ucapnya, khas dengan kesinisan itu.

Aku pun hanya tersenyum dan berkata, "Latte seperti biasa, Cha? Dengan croisant atau denganku?" Tampaknya kegilaan sudah merasukiku kembali. Aku tak peduli. 

"Apa? Gila kau!" 

Entah hanya mataku saja yang salah atau memang dia mengataiku gila dengan pipi yang memerah seolah tersipu. Pemandangan yang luar biasa. Aku suka.

Baca Juga: [CERPEN] Kisah Secangkir Latte Art: Aku Sudah Merindukanmu

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya