[CERPEN] Kisah Secangkir Latte Art: Ada Apa Denganku? 

OCHA - Aku datang, padahal pikiranku melarang

Tubuhku bukan milikku lagi saat datang padanya padahal pikiranku melarang.

Langkahku tiba-tiba terhenti. Bukan karena terhalang sesuatu, hanya saja aku tersadar dan merasa heran pada ayunan langkah kakiku sendiri. Bagaiman tidak? Malam ini sudah kuputuskan untuk tak datang ke Coffee Shop itu, sedikit malas meladeni Andre. Tapi entah mengapa kakiku ini malah melangkah menyusuri jalan menuju ke sana. Dan tanpa kusadari aku sudah berada tepat di depan pintu Coffee Shop. Kakiku mulai gila. Atau pikiranku yang sudah gila karena menyuruh kakiku berjalan mengarah ke tempat ini?

Sekarang apa yang harus aku lakukan. Tak mungkin hanya berdiri mematung di depan pintu seperti ini. Apa aku pulang saja? Atau aku harus masuk dan bertemu dia? 

Saat aku masih berdebat dengan pikiranku sendiri, kulihat Andre di balik mejanya. Sibuk dengan kopinya. Dan... Apa itu? Ada seorang wanita bersamanya, cantik sekali. Siapa wanita itu. Apa temannya? Atau kekasihnya? Tunggu! Mengapa aku ingin tahu. Aku bukannya ingin dia menjauh? Hah! Sekarang pikiranku sudah gila!

Aku masih menatap Andre dan wanita itu dari balik pintu. Tentu saja tak kudengar sedikitpun obrolan mereka. Tapi Andre tampak begitu ramah. Aku benci. Apa? Aku bilang apa tadi? Tidak, tidak. Lupakan. Pergi saja dari sini dan abaikan pemandangan itu. Tapi sekarang aku jadi ingin masuk. Apa yang harus kulakukan Tuhan? Tak pernah aku segelisah ini.

Entah apa yang mendorongku, tiba-tiba saja tangan ini mulai membuka pintu. Lalu sekejab kaki ini melangkah masuk dengan gemulai. Tolong! Tangan dan kakiku sudah bukan milikku lagi. Ah.. Andai benar begitu, tapi rasanya hatiku memang menginginkannya.

Aku masuk tanpa kata, tanpa sapa. Tapi Andre langsung melihat kearahku, menatapku dengan senyum manis itu lagi. Aku tak peduli, aku harus tetap tak peduli. Seolah tak melihat kesigapannya atas kehadiranku, aku pun hanya berjalan menuju sudut favoritku. Ternyata meja ini benar-benar kosong meski banyak pelanggan yang datang. Diakah yang sengaja melakukannya? Demi aku? 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Belum sempat aku menikmati lamunanku, aku pun sudah dikejutkan oleh kedatangan Andre. Berdiri tepat disampingku tanpa suara, begitu ajaib. Bersama senyum manis itu.

"Kau seperti hantu, Ndre. Belum kupanggil sudah datang sendiri," ucapku ketus karena aku memang cukup heran dengan kecepatannya menghampiriku.

Diapun mengembangkan senyuman dan berkata, "Latte seperti biasa Cha? Dengan croisant atau denganku?"

"Apa? Gila kau!" balasku penuh keheranan pada pilihan tawarannya tadi.

Atau, jangan-jangan aku yang gila. Meski dia yang kusebut gila, pada kenyataannya akulah yang merasakan kegilaan. Sekejab saja wajahku terasa panas, dan rasanya pipiku memerah. Apa aku merasa malu, tersipu pada ucapannya tadi? Tuhan, tolong sembunyikan rona pipiku ini. Semoga dia tak sempat melihatnya. 

 

Baca Juga: [CERPEN] Kisah Secangkir Latte Art: Kamu Benar-benar Ajaib

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya