[CERPEN] Bunga Tidur Nara

Semua gara-gara lolipop

Langkah kaki gadis kecil yang mengenakan gaun berwarna pink itu terhenti di sebuah toko permen. Toko itu selalu ia lewati ketika menemani ibu berbelanja keperluan bulanan.

Setiap lewat di depan toko itu, apa yang ia beli tak pernah berganti, lolipop. Lolipop adalah permen kesukaannya karena warna-warna yang menempel di permen tersebut baginya tampak seperti pelangi.

Nara sendiri juga sangat suka pelangi. Namun, kali ini, sebelum ia masuk ke dalam toko permen, sang ibu menarik tangan Nara.

"Kenapa bu?" tanya Nara dengan tatapan sedih.

"Sayang, kamu belum lama sembuh dari sakit gigi. Jangan makan lolipop dulu, ya!" bujuk ibu agar Nara tak menangis.

Nara pun terdiam. Kali ini ia tak berusaha melawan. Ia menyadari sakit gigi yang ia derita seminggu lalu sungguh menyiksa. Ia tak bisa menikmati makanan kesukaannya, permen dan coklat, dengan nikmat. Jika ia tetap membeli lolipop, maka ia harus menanggung sakit untuk kedua kalinya.

Nara pun tak mau hal itu terjadi lagi. Akhirnya, ketika sampai di rumah, Nara langsung masuk ke dalam kamar. Ia mengganti pakaian dengan kaus bergambar Frozen. Nara pun memegang pipi sebelah kanannya yang tampak masih sedikit bengkak akibat operasi cabut gigi yang ia lakoni.

"Aku ingin segera bisa makan permen dan coklat lagi. Aku ingin bisa memakan lolipop itu lagi," gumamnya.

Tanpa sadar, ia pun tertidur. Ibu memanggil namanya berkali-kali. Namun, Nara tak menjawab.

Ditengoklah gadis kecil oleh sang ibu. Mendapati sang putri telah terlelap, ibu pun menutup pintu kamar Nara. Di dunia lain, Nara tiba-tiba sudah berada di toko permen yang siang tadi ia lewati.

"Wah, ini toko permen favorit aku, bukan?" tanya Nara sambil melihat situasi sekeliling toko permen tersebut.

"Iya, selamat datang, Nara!" ucap seorang laki-laki muda bertumbuh tinggi yang mengenakan seragam toko permen tersebut.

"Kok, kakak tahu nama aku?" tanya Nara bingung. Sepengetahuan Nara, kakak ini belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Karena kamu sering membeli lolipop di tokoku, aku jadi tahu namamu," ucap sang lelaki sambil tersenyum. Nara pun hanya mengangguk. "Terus, kak, kenapa aku ada di sini?" tanya Nara penasaran.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Ada misi yang harus kamu selesaikan, Nara!" ucap kakak itu menjelaskan.

"Misi apa?"

"Kamu harus bisa merebut lolipop terbesar yang sudah dicuri oleh monster penyuka makanan manis"

"Bagaimana caraku mengalahkannya?" tanya Nara tak mengerti.

"Kamu cukup dekati sarangnya yang ada di sana dengan cukup tersenyum" ucapnya sambil menuju ke sisi sudut ruangan yang gelap. 

"Kenapa tidak kakak saja kalau semudah itu cara mengalahkannya?" tanya Nara saat mengetahui cara untuk mengalahkan monster tersebut.

"Tidak, Nara! Kelemahan monster tersebut adalah pada anak kecil yang memiliki gigi berwarna hitam seperti gigimu" ucapnya.

"Tidak mungkin, kak! Gigiku ini bagus, kok" ucap Nara sedikit panik. "Ini," ucap kakak itu sambil memperlihatkannya ke cermin.

"Sudah, Nara! Kamu mau lolipop, tidak? Kalau kamu berhasil, aku akan memberikan lima lolipop sekaligus," lanjut kakak itu menyakinkan. "Tidak ada waktu lagi, jika lolipop itu berhasil dihabiskan oleh monster tersebut, maka toko permen ini akan musnah," pungkasnya membuat Nara ikut panik.

"Baiklah, kak. Doakan Nara, ya!" seru Nara bersemangat. Nara pun bergegas mendekati sudut ruangan yang dimaksud. Ia melihat lolipop itu sudah termakan setengah oleh si monster.

"Hei, monster jelek, sudah cukup kau makan yang bukan milikmu," ucap Nara dengan berani. Monster itu pun menengok dan mencari sumber suara.

"Di sini! Jika kau berani mendekatlah!" ucap Nara meneruskan konfrontasinya.

Saat monster tersebut mendekat, ia pun tersenyum sambil menunjukkan giginya.
Tubuh monster tersebut langsung gemetar dan bergegas lari ketakutan. Nara pun mendapatkan lolipop yang dijanjikan; menandakan bunga tidur Nara telah paripurna.

Baca Juga: [CERPEN] Kain Hitam dalam Jiwa

retno fitri Photo Writer retno fitri

penjelajah kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya