[NOVEL] Here Waiting: BAB 4

Penulis: Yenny Marissa 

04 • Memikirkan Kembali

 

Segalanya itu memerlukan proses.

Setidaknya, itulah yang diketahui Raira dalam menjalani hidup—dan berhasil dilakukannya saat menerima pertunangan dengan Regan. Tak sulit untuk jatuh cinta pada laki-laki tampan dan luar biasa baik seperti Regan. Beruntungnya, rasa miliknya bersambut, dan Raira tak perlu lagi memikirkan tentang pernikahan tanpa cinta—atau pun hubungan sepihak, hanya karena mereka dijodohkan.

 

Regan?

Iya, sayang. Nanti malem aku ke tempat kamu ya

 

Raira tersenyum membaca balasan chat dari Regan. Terkadang, Raira juga bingung dengan dirinya sendiri. Sejak mengenal Regan, semua tentang laki-laki itu selalu menjadi kesukaannya. Apa pun itu. Sekalipun Regan bukan jenis laki-laki yang romantis ataupun sering memberinya kabar lewat pesan, Raira tetap tak mempermasalahkan sama sekali. Di saat beberapa teman yang memiliki profesi sama sepertinya selalu bercerita betapa tidak menyenangkannya memiliki kekasih super sibuk, tapi bersama Regan, Raira tak mempermasalahkan hal itu. Sama sekali.

Entah hal apa yang sudah dilakukan Regan padanya, sampai Raira bisa merasakan perasaan sedalam ini. Dan entah sejak kapan perasaannya terus bertumbuh pada Regan. Mungkin sejak Raira tak pernah melihat raut kesal atau pun tak suka dari Regan saat di awal-awal pertunangan mereka, dia seringkali bersikap abai bahkan ketus pada laki-laki itu. Atau mungkin juga karena Regan terlihat begitu memahami mimpinya dalam bermusik. Atau mungkin juga karena Regan membuatnya kembali memperbaiki hubungannya dengan sang kakek. Atau mungkin juga karena perhatian-perhatian kecil di tengah kesibukan Regan—yang sekalipun tak selalu mengiriminya chat, tapi tetap tak pernah melupakannya.

Entah. Raira juga tak tahu, dan tak mengerti. Namun yang pasti, Raira sangat mencintai Regan. Dan Raira tak perlu mempertanyakan perasaan Regan, karena semua itu terlihat cukup jelas dari semua sikap dan perhatian laki-laki itu padanya.

"Ra, besok kamu ada jadwal pemotretan, ya. Nggak lupa, kan?"

Lamunan tentang Regan terhenti saat mendengar suara Lara—managernya. "Iya, inget kok, Mbak. Tenang aja," candanya, lalu meletakkan ponselnya di atas meja rias. Mereka baru saja selesai syuting sebuah iklan minuman. "Habis ini Mbak istirahat aja. Aku juga mau langsung pulang."

"Masih mau cek persiapan Killa buat jadi pembawa acara besok, nih."

Raira meringis kecil mendengar kalimat itu. Lara adalah manager CLèine sejak awal grup mereka muncul di publik. Namun sejak grup mereka menjadi begitu terkenal dan digilai, masing-masing dari mereka juga memiliki jadwal sendiri, sehingga membuat Lara semakin sibuk. Untungnya sejak dua tahun lalu, perusahaan memberikan mereka masing-masing satu asisten, walau tetap Lara yang mengontrol dan memastikan jadwal individu mereka tak mengganggu aktivitas grup.

"Oh iya, gimana sama Regan? Aman?"

Hanya Lara dan Fina—asisten pribadi Raira yang mengetahui hubungannya dan Regan. Itu pun setelah satu tahun Raira bertunangan dengan salah satu anak pemilik perusahaan hiburan terbesar di negara mereka.

"Mbak jangan ngomongin di sini, dong. Aku takut ketahuan sama yang lain," bisik Raira, sambil mencondongkan tubuhnya mendekat pada Lara.

Mendengar itu, Lara terkekeh geli. "Kalau nggak mau ketahuan sama orang, ngapain terima pertunangan itu sih, Ra?" tanyanya, pura-pura mengejek.

Raira mengerucutkan bibirnya, sebal. Lara jelas sudah diberitahunya tentang alasan di balik penerimaan pertunangan itu. Selain untuk menguatkan kerja sama perusahaan TV swasta dengan perusahaan hiburan terbesar negara mereka, pertunangan itu adalah syarat persetujuan penuh dari sang opa tentang mimpinya menjadi seorang penyanyi dan hidup di dunia yang pernah digeluti dan sangat dicintai mamanya.

"Asal inget aja ya, tahun ini kamu keluarin album solo. Jangan sampai persiapan kita dari tahun lalu malah nggak berarti karena masalah percintaan."

Helaan napas Raira terdengar begitu berat. Sejujurnya, akhir-akhir ini Raira juga memikirkan tentang hal itu. Memikirkan bagaimana jika semua orang yang selama ini mendukung dan mengidolakannya justru berbalik membenci karena tahu tentang hubungan percintaannya dengan Regan? Ya, walaupun sampai sejauh ini semua pemberitaan tentang Regan adalah hal-hal baik, Raira tetap takut ditinggalkan begitu banyak pendukungnya—dan akhirnya berdampak buruk pada kelangsungan karir semua anggota CLèine.

"Kalau fans yang bener-bener sayang kamu, pasti akan dukung apa pun yang bikin kamu bahagia, kok. Nggak usah takut." Lara berujar menatap Raira serius saat melihat wajah perempuan itu sedikit murung.

Raira menghembuskan napasnya pelan. "Regan juga pernah bilang gitu sih, Mbak. Tapi kok, aku jadi takut, ya."

Lara terkekeh pelan. "Lagian kenapa nikah buru-buru, sih? Waktu pas tunangan malah diem-diem," cibirnya, bercanda.

Karena saat itu, Raira sama sekali tak mencintai, bahkan tak mengenal Regan secara dekat—hanya pernah berpapasan beberapa kali. Lagipula, pertunangan tertutup itu adalah kesepakatannya dan Regan. Namun siapa sangka kalau mereka akan saling mencintai sampai dapat bertahan lebih dari dua tahun ini. "Opa sama papanya Regan udah nanyain terus, Mbak," jawabnya. "Aku juga cinta banget sama Regan."

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Ckck. Aku waktu di umur kamu, masih seneng kenal-kenalan sama cowok, Ra. Masih muda, ngapain serius banget mikirin nikah." Lara menanggapi, sambil merapikan barang-barangnya ke dalam tas.

"Yee ... itu kan, karena Mbak belum ketemu aja sama yang bikin cocok. Kalau udah, juga pasti kayak aku. Sayang banget kalau lepasin yang udah cocok, Mbak. Regan juga udah lumayan berumur tahu."

Lara menatap Raira dengan ejekan. "Kamu dua empat, Regan jalan dua sembilan apa udah dua sembilan, ya? Itu kan, masih muda, tahu!" cibirnya lagi. "Lihat deh, aku. Udah tiga tiga aja masih bebas. Terikat itu nggak enak, Ra. Percaya, deh."

"Kayak udah pernah aja. Iuh!" ejek Raira, pura-pura mendelik.

"Heh! Gini-gini aku pernah ya, pacaran sampe enam tahun. Dan itu wasting time banget! Terkekang! Nggak bebas pokoknya! Apalagi kalo udah nikah?? Nggak deh, Ra. Kamu coba pikirin baik-baik."

Mata Raira menyipit, menyelidik. "Mbak lagi berusaha cuci otak aku, ya?"

Lara tertawa keras. "Enggak! Enggak! Ya ampun, mana berani aku cuci otak tunangan bos—eh, masih calon bos, deh. Kan, tunangan kamu belum resmi pegang perusahaan ini," kekehnya.

"Aku bilangin Regan ya, kalau Mbak Lara mau bikin aku berubah pikiran."

Mendenga ancaman main-main itu membuat Lara semakin tertawa. "Ra, semua orang yang tahu hubungan kamu sama Regan pun, bisa lihat siapa yang paling gila cinta di antara kalian. Dan itu, kamu," ejeknya, dengan tawa puas saat melihat Raira melotot. "Aku yakin kalau Regan nggak akan masalah rencana pernikahan kalian ditunda satu atau dua tahun lagi. Hahaha!"

"Mbak Lara, nyebelin banget!"

Lara semakin tertawa. Di antara keempat member CLèine, memang Raira-lah yang paling manja—dan kadang sedikit menyebalkan dibandingkan yang lain. Namun mengejek dan bercanda dengan perempuan itu tak pernah membosankan. Pun di balik sikap manja Raira, perempuan itu bisa menjadi begitu perhatian pada orang-orang yang disayanginya.

"Aku bukannya nggak suka waktu denger kabar rencana pernikahan kalian." Lara sudah berdiri sambil menenteng tasnya. "Tapi kalau saranku, kenapa kalian nggak kasih tahu soal pertunangan kalian dulu ke publik, baru sebarin soal pernikahan?" sarannya. "Sekali lagi, ini bukan karena aku mau kamu terus aktif di dunia hiburan kayak gini, Ra. Tapi karena aku tahu secinta apa kamu sama dunia yang sekarang kamu jalani, makanya aku nggak mau kamu salah ambil keputusan. Ya, walau aku yakin sih, fans yang bener-bener sayang kamu akan selalu dukung kamu. Tapii ... menikah itu, akan mengubah semua status kamu."

Raira termangu mendengar perkataan Lara. Sejujurnya, Regan juga pernah mengatakan tentang hal itu. Awal pembicaraan mereka tentang pernikahan, Regan meminta tak perlu terburu-buru, karena selain Raira yang masih cukup muda—Regan juga mempertimbangkan karir Raira. Hanya saja, Raira yang berusaha meyakinkan Regan bahwa semua akan baik-baik saja jika mereka menikah awal tahun depan. Dan sekali lagi, Regan memilih mengalah dan mengikuti kemauan Raira.

"Eh, tapi jangan terlalu dipikirin omonganku," sambar Lara yang melihat Raira terdiam di depannya. "Ra!" panggilnya, sedikit mengeraskan suara. Mulai terlihat panik karena merasa kalau perempuan yang sudah dianggapnya adik itu, berpikir terlalu banyak.

"Mbak, selama ini, aku selalu mikir kalau semuanya pasti baik-baik aja selama aku sama Regan."

Lara mengulas senyum mengerti. Kakinya lalu melangkah pelan mendekati Raira, dan mengusap pelan bahu perempuan itu. "Cinta kan, emang gitu, Ra," candanya. "Udah, ah. Jangan terlalu mikirin omonganku. Itu kan, berdasarkan sudut pandangku yang emang nggak terlalu suka gagasan pernikahan, Ra," lanjutnya, berusaha menenangkan Raira. "Kalau emang kamu sama Regan udah bener-bener sepakat buat nikah awal tahun depan, ya go on. Yang penting kalian happy, aku juga happy. Sisanya, biar aku yang urus soal jadwal-jadwal kamu." Lara berujar hangat. "Ra?"

"Mbak."

"Hm?"

"Makasih, ya. Nggak sia-sia perusahaan calon mertuaku kasih Mbak gaji gede."

"Sombong!" umpat Lara, tapi justru tertawa mendapati raut sombong Raira yang dibuat-buat. "Udah, ah! Aku mau ke tempat Killa dulu, ya. Kabarin aku kalau kamu udah sampe di apartemen."

Raira masih menghabiskan sisa tawanya. "Siap! Hati-hati ya, Mbak."

Lara melambaikan tangannya, lalu berjalan keluar ruangan. Meninggalkan Raira yang termenung memikirkan tiap kalimat Lara tadi. Apa memang dia harus kembali membicarakan semuanya dengan Regan, ya? Namun, bagaimana dengan opa dan papanya Regan jika mereka kembali menunda pembicaraan tentang pernikahan?

Astaga! Raira tak mampu berpikir. Dia membutuhkan Regan!

=•=

Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

storial.co
Facebook: Storial
Instagram: storialco
Twitter: StorialCo
YouTube: Storial co

Baca Juga: [NOVEL] Here Waiting: BAB 3

Storial Co Photo Verified Writer Storial Co

#CeritainAja - Situs berbagi cerita | Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya