[NOVEL] Indonesia Mencari Jodoh: BAB 1

Penulis: anothermissjo 

Chapter 1

 

Tiga hari sebelumnya…

Christy baru saja tiba di law firm Hadijaya’s and Partner masuk dalam jajaran law firm terbaik di Jakarta. Kantor yang bertempat di salah satu gedung perkantoran SCBD ini sudah menjadi tempatnya tumbuh dan belajar setelah lulus kuliah. Christy memang memiliki mimpi untuk masuk ke kantor law firm ini terlepas dari gajinya yang oke.

Tepat setelah kakinya melangkah masuk dan disambut dengan senyuman sang resepsionis, seorang laki-laki menepuk pundaknya.

“Hei, Chris. Good morning,” sapa Edibel.

“Good morning, Ed. Keliatannya lagi bahagia. Ada apa nih?”

“Ini soal kasus kita. Waktu kemarin lo pergi ke Yogyakarta, gue sama Jupiter datang sidang. Kita berhasil memenangkan kasus tanah Cinder Land di Jakarta Timur. Sayang banget lo nggak bisa rasain euforia kemenangannya,” jawab Edibel, masih dengan senyum lebarnya.

I see. That’s why you look so happy today. Congrats!

“Lo nggak senang nih? Kita urus kasus ini bertiga. Berkat ketelitian lo soal pasal jadinya bisa menang. Lo juga yang kasih argumen waktu kita debat di pengadilan.” Edibel menyodorkan paper bag kepada Christy. “Ini hadiah dari bokap karena kita berhasil menang.”

Christy mengambil paper bag yang disodorkan Edibel padanya. Dia tidak boleh melupakan sosok Dion Hadijaya—si pemilik law firm yang sudah berkecimpung di dunia hukum selama berpuluh-puluh tahun. Biasanya Dion memberikan kasus yang tidak begitu sulit karena kasus tanah selalu diserahkan kepada beberapa senior yang sudah lebih paham dan mumpuni. Inilah mungkin alasan Dion memberikan apresiasi karena tidak menyangka mereka juga mampu menaklukan kasus dengan situasi kompleks yang berhasil memutar otak.

“Tolong sampaikan terima kasih untuk Om Dion. He’s the best,” ucap Christy.

“Pasti gue bilang sama bokap. Oh, ya, gimana kalau malam ini kita pergi makan bareng?”

“Mau ngajak Christy kencan?” serobot Jupiter seraya merangkul pundak keduanya setelah menyela sisa jarak di antara mereka. “Gue ikut ya! Kata orang nggak boleh pergi berdua nanti yang ketiga setan.”

“Iya, setannya lo.” Edibel menyingkirkan tangan Jupiter dari pundaknya. “Kita yang gue maksud ya gue, Christy dan lo. Nanti gue ajak Amira sekalian biar nggak dikira mau ngajak Christy kencan.”

Jupiter tertawa kecil. “Haha… santai aja kali, Ed. Gue nggak serius bilang begitu. Gue tahu kok selera Christy bukan lo. Dia nggak suka sama playboy kelas kakap. Amira aja kelewat polos percaya rayuan basi lo.”

Sebelum Edibel mengamuk, Jupiter sudah menjauh lebih dulu. Christy tertawa setuju dengan ucapan Jupiter barusan. Dia sudah mengenal Edibel lebih lama dari Jupiter karena mereka kuliah di tempat yang sama. Jadi sedikit banyak ucapan Jupiter ada benarnya.

“Ketawa deh situ sampai puas.” Edibel berdecak kecil. Sejurus kemudian dia bertanya, “Berarti malam ini bisa kan, Chris? Kalau bisa gue booking tempat nanti.”

Christy mengontrol tawanya, mengubah menjadi senyum kecil sambil mengangguk. “Sure.”

* * *

Christy sibuk membaca pasal 351 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) mengenai penganiayaan, yang mana salah satu kliennya melaporkan temannya yang memukul dengan botol bir hingga menyebabkan luka yang cukup parah. Berkas mengenai kronologi kasus yang akan diurusnya sudah berada di atas meja. Tiba-tiba ponselnya bergetar. Notifikasi Instagram tertera pada layar ponsel. Christy segera membuka notifikasi tersebut dan membaca komentar Riana yang menyebutnya dalam sebuah postingan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

@rianalilia: cintaku yang jomblowati, ikutan yuk! @christyanast siapa tau jodohnya di sini hehe

Christy mengamati dengan saksama banner yang diunggah. Di dalam banner tertulis acara Indonesia Mencari Jodoh versi perempuan sedang mencari jomblowati untuk mengisi sosok yang siap berkelana mencari cinta dari dua puluh laki-laki yang dipersiapkan. Dia tahu acara IMJ—begitulah singkatannya—yang penuh dengan intrik dan merepotkan. Untuk apa sih Riana menyuruhnya ikut? Memangnya dia tidak mampu mencari laki-laki di luar sana untuk dipacari? Dia masih mampu, bahkan kalau bisa hari ini dapat pacar pun bisa. Hanya saja memilih pacar atau pasangan hidup yang tepat tidak bisa seperti memilih cabai di pasar yang sudah jelas mana bagus dan busuknya.

Belum sempat dia menanggapi, sosok yang dibicarakan menghubunginya. Niatnya Christy ingin menolak panggilan Riana tapi tidak tega. Akhirnya dia mengangkat panggilan itu.

“Hm?” jawab Christy malas.

“Ya ampun… kayak tipe laki-laki dingin di novel romansa aja begitu jawabnya. Manis dikit dong kayak madu. Atau minimal—”

Christy memotong kalimat Riana yang belum selesai. “Kenapa telepon? Gue lagi sibuk periksa berkas klien.”

“Galak banget, kalah deh beruang di film Masha and the Bear.” Riana tertawa pelan meledek tapi beberapa menit selanjutnya tawa itu hilang. “Oke, gue bercanda ya jangan dimasukin hati. Gue telepon mau nyuruh lo ikutan acara IMJ. Mau, kan?”

“Jawaban gue thank you, next.

“Ish! Lo pikir Ariana Grande pakai thank you next segala. Buruan daftar atau gue yang daftarin!”

Christy menghela napas berat. “Plis deh, Ri. Untuk apa sih ikut acara kayak gitu? Apa gue terlihat semenyedihkan itu sampai disuruh ikut ajang cari jodoh? Gue nggak mau ikut. Lebih baik lo daftarin diri sendiri.”

“Ya cari jodoh lah, Christy. Bukannya tiga hari lalu nyokap lo nanyain soal nikah? Apa nggak bosan ditanya soal itu terus? Bukannya lo capek disinggung soal umur yang sudah memasuki 28 tahun?” Riana nyerocos tanpa henti, membuat telinga Christy sakit seketika mendengar suara nyaringnya. “Ingat ya, gue melakukan ini supaya lo nggak mengeluh karena capek ditanyain nikah, anak dan umur. Kurang baik apa coba?”

“Ok, enough. Gue akan pikirkan kembali soal ini. Jangan sekarang bahasnya karena gue mau urus klien dulu. Lusa gue kasih kabar. Oke?”

“Betul ya? Jangan tipu-tipu gue, lho! Ingat juga lo nggak bakal ketemu jodoh kalau cuma fokus sama pasal dan menutup diri,” ucap Riana dengan menekankan kalimat terakhirnya.

“Iya, Ri. Gue tutup teleponnya sekarang. Bye.”

Christy tidak perlu menunggu balasan ‘bye’ dari Riana karena dia sudah cukup pusing membaca kasus di depan mata. Namun, berkat Riana pula dia penasaran dengan banner yang dilihatnya untuk kedua kali.

Syarat-syarat yang dibutuhkan cukup umum seperti; single, berusia 24 sampai 35 tahun, berpenampilan menarik, percaya diri dan dapat mengikuti karantina maksimal 12 minggu. Bicara soal syarat, Christy mungkin lolos kecuali bagian karantina. Bagaimana dia bisa ikut kalau pekerjaannya saja sudah menyita waktu?

“Lumayan juga sih, siapa tahu betulan kayak musim-musim sebelumnya. Ya, tapi… ah, nggak usah deh.” Christy bermonolog sendiri, merasa bimbang apakah harus ikut atau tidak. Kemudian dia menutup aplikasi Instagramnya dan mematikan ponsel.

Mungkin tidak. Dia belum sebutuh itu soal pasangan. Lebih baik dia fokus memikirkan berkas di atas meja.

* * *

Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

storial.co
Facebook: Storial
Instagram: storialco
Twitter: StorialCo
YouTube: Storial co

Baca Juga: [NOVEL] Indonesia Mencari Jodoh: Prolog

Storial Co Photo Verified Writer Storial Co

#CeritainAja - Situs berbagi cerita | Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya