[NOVEL] Indonesia Mencari Jodoh: BAB 3

Penulis: anothermissjo 

Chapter 3

 

Di sinilah Christy sekarang. Setelah briefing tiga hari lalu diberi penjelasan oleh staff talent mengenai cara kerja acara mereka, maka mulai hari ini Christy dikarantina selama dua belas minggu di sebuah vila yang jauh dari rumahnya—lebih tepatnya di daerah Bogor. Christy sudah izin kepada ibunya dan ternyata responsnya di luar dugaan. Ibunya senang setengah mati. Katanya siapa tahu jodoh. Like, seriously? Apa dia tidak peduli kata orang-orang yang mengatakan jika ikut acara ini adalah perempuan krisis jodoh?

Acara IMJ (Indonesia Mencari Jodoh) memiliki sistem yang sulit dimengerti Christy. Para peserta jomblowati harus bersikap senatural mungkin dan melupakan bagian adanya kamera yang menyorot mereka. Kata pihak acara, karena ini adalah program reality show jadi mereka tidak akan diberikan script atau apa pun. Semua akan keluar natural dari mulut masing-masing. Mereka hanya akan menjelaskan beberapa jadwal acara saja. Di samping informasi ini, Christy mendapat informasi lain seperti pin berbentuk bunga daisy yang akan didapatnya jika lolos ke episode selanjutnya. Acara IMJ akan tayang di SONA TV setelah dua minggu selesai syuting.

Di luar persetujuan ibunya, ini yang membuat Christy malas. Matanya mengamati dua puluh perempuan berparas cantik dengan pesona masing-masing yang membuat Christy semakin ciut. Mereka semua sedang menunggu bujangan tampan yang akan tiba sebentar lagi. Semua kamera sedang merekam wajah mereka yang dirias secantik mungkin.

Selama menunggu, Christy harus mempertahankan senyum lebarnya, yang mana bukan menjadi kebiasaan Christy tersenyum. Pekerjaannya yang tegas membuatnya lebih banyak memasang wajah serius. Namun, demi acara ini dia rela tersenyum. Setelah cukup lama menunggu, sosok yang paling dinanti-nantikan akhirnya tiba.

Kaki jenjangnya sudah terlihat saat sosok itu turun dari mobil. Ketika wajahnya ditunjukkan, semua perempuan di sana terpesona hanya dalam sekali lihat. Christy termasuk salah satunya. Para staf sebelumnya sudah menjelaskan kalau laki-laki yang datang ini adalah pemilik perusahaan parfum ternama bernama Pulchra.

Hi, Ladies. It's nice to meet you here,” sapa laki-laki itu sambil tersenyum ramah.

Gue tarik lagi kata-kata gue soal ekspektasi di sini. Gue pikir mukanya nggak akan se-oke bayangan gue, ternyata... luar biasa. Batin Christy mengakui.

“Perkenalkan, namaku Essan Ryder. Salam kenal dan semoga kita bisa menghabiskan waktu bersama,” lanjut laki-laki itu.

Kemudian satu per satu perempuan mulai memperkenalkan diri mereka di depan Essan, meskipun pada awalnya pihak staf mengatakan saat mereka turun dari mobil sudah menaruh penjelasan nama, umur, dan pekerjaan mereka di layar ketika akan disiarkan di televisi.

“Karena sudah berkenalan, mari kita masuk ke dalam. Kita ambil minuman lebih dulu,” ajak Essan masih terus mempertahankan senyumnya. Semua perempuan mengikuti Essan dari belakang termasuk Christy.

Ketika sudah berada di dalam, semuanya mengambil jus yang tersedia di atas meja.

“Apa ada di antara kalian yang ingin menunjukkan kebolehan yang kalian miliki?” tanya Essan setelah duduk di samping dua perempuan berambut pendek sebahu.

“Aku bisa menari di depanmu, Mr. Essan. Tunggu, aku akan menyalakan lagunya,” jawab seorang perempuan berambut panjang sepunggung, yang kemudian menyalakan sebuah lagu dari dvd player yang ada di sana.

Perempuan itu memutar lagu setelah memilah mana yang cocok untuk dijadikan irama tariannya. Setelah diputar, lagu berjudul 3 milik Britney Spears yang nge-beat mengawali tarian seksi itu. Walau mengenakan dress yang cukup ribet, perempuan itu menari seolah yang dia pakai bukanlah halangan. Semua perempuan bersorak untuknya. Suara berisik sambil ikut berjoget bersama menghidupkan suasana. Terlebih perempuan itu juga menari di depan Essan yang hanya menarik senyum.

Christy semakin ciut. Kelebihan apa yang dia miliki? Ya Tuhan, bagaimana caranya merebut hati si pangeran? Melihat bagaimana senyum dan tawa Essan, membuat Christy bingung setengah mati. Kalau boleh cemberut, dia akan cemberut. Sialnya kamera sedang merekam momen mereka sehingga dia terpaksa tersenyum lebar, berpura-pura menikmati acara ini.

“Terima kasih atas pertunjukkan tarimu, Dina,” kata Essan seraya berdiri dari duduknya setelah meletakkan gelas di atas meja. “Tapi, aku harus memilih salah satu di antara kalian untuk berbincang denganku di luar.”

Semua perempuan sudah tak sabar. Mereka harap-harap cemas dan menyematkan doa agar dapat jalan menyusuri taman belakang yang luas bersama. Ketika tangan Essan terulur, semua wajah mendadak redup.

“Aku ingin kamu menemani aku mengobrol di luar, Christy.”

Christy tampak terkejut. Karenanya dia mengulang kalimat itu. “Aku?”

“Ya, siapa lagi perempuan bernama Christy di sini selain kamu?”

Seperti mendapat durian jatuh dadakan, Christy segera menyambut uluran tangan Essan. Mereka berdua pergi dari sana, meninggalkan semua perempuan dengan wajah kesal.

“Apa yang kamu sukai, Chris? Parfum atau cokelat? Alasannya?” tanya Essan di sela jalan-jalan santai mereka di taman belakang yang cerah berkat lampu-lampu di sana.

“Parfum. Soalnya parfum bisa mencerminkan bagaimana kepribadian orang tersebut. Meskipun nggak akurat, tapi sebagian betul,” jawab Christy hati-hati.

“Kalau boleh menebak, parfum yang kamu semprot adalah keluaran terbaru salah satu penyanyi Hollywood terkenal?”

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Christy tercengang. “Kok kamu tahu?”

Essan terkekeh kecil. “Kakakku pakai parfum itu, Chris. Kayaknya selera kalian sama. Seperti kata kamu barusan, kalau parfum cerminan orang tersebut. Apa kamu tipe ceria yang cerewetnya kebangetan?”

Christy tertawa renyah. Mati kutu! Ia bukan tipe yang cerewetnya kebangetan kayak Riana, tapi dibilang ceria juga tidak. Baru pertama bertemu, laki-laki itu sudah membuatnya speechless!

“Soalnya sifat kakakku seperti itu. Entah parfum yang dia pilih salah, atau memang parfum nggak bisa dijadiin patokan cerminan kepribadian orang?”

Lagi dan lagi Christy cuma bisa tertawa renyah. Pernyataannya barusan sepertinya salah. Biasanya dia bisa dengan mudahnya menepis atau membalas semua perkataan orang. Kenapa sekarang jadi lebih banyak diam begini? Mana cuma ketawa-ketiwi kayak setan lagi.

Essan menghentikan langkahnya, kemudian berdiri di depan Christy yang menatapnya sambil cengar-cengir kikuk.

“Kalau parfum cerminan kepribadian orang, kayaknya parfum yang kamu pakai itu nggak cocok untuk kamu.”

“Kenapa gitu? Maksudnya, aku suka wanginya yang soft.”

“Kamu lebih cocok pakai parfum yang wanginya lebih berani. Awalnya nggak kecium, tapi kalau lewat luar biasa semerbak wanginya.”

Christy semakin bingung. Kenapa jadi bahas parfum?

“Ulurkan tangan kamu.”

“Buat apa?”

“Ulurkan aja.”

Saat hendak mengulurkan tangan, Christy menurunkan pandangannya melihat kakinya. Ternyata bagian bawah dress yang dia pakai sedikit terinjak oleh kakinya. Alih-alih menarik bagian bawah dress-nya dengan anggun, dia justru semakin menginjaknya lebih parah sehingga tidak mampu menahan bobot tubuhnya. Seperti adegan dalam drama Korea, tubuh Christy menabrak tubuh Essan yang juga tidak ada persiapan menahannya. Akibatnya mereka berdua jatuh menabrak tanah.

Saat tahu akan jatuh, Christy sudah lebih dulu meletakkan kedua tangannya di depan dada guna memberi jarak supaya wajah mereka tidak terlalu dekat. Sebab, ada beberapa adegan seperti ini dalam film romansa yang mendadak berciuman cuma karena jatuh. Tidak lucu juga baru episode pertama acara TV ini, Christy jadi yang paling pertama mencium bibirnya Essan.

“Maaf,” kata Christy seraya mengangkat wajahnya, menatap Essan yang tampak menarik senyum.

Dari jarak sedekat ini Christy perlu mengakui ketampanan Essan. Wajahnya terbentuk sempurna dengan wajah blasteran, hidung mancung bagai perosotan, dan dagu terbelah yang luar biasa menggoda. Essan tipe-tipe sempurna yang pastinya akan memikat dalam sekali lihat.

“Nggak apa-apa kok. Kamu baik-baik aja, Chris?” tanya Essan dengan nada lembut. Dia segera menarik tangan yang melingkar di pinggang Christy.

“Iya. Tangan kamu nggak apa-apa kan?”

“Nggak pa-pa. Kamu nggak perlu khawatir.”

“Sekali lagi maaf.” Christy menarik wajahnya menjauh, dan berusaha bangun dari atas tubuh Essan. Namun, kalimat laki-laki itu selanjutnya membuat dia terkejut setengah mati.

“Jadi apa pendapat kamu masih sama? Yang menyatakan kalau muka aku nggak setampan Eunwoo Astro?”

* * *

Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

storial.co
Facebook: Storial
Instagram: storialco
Twitter: StorialCo
YouTube: Storial co

Baca Juga: [NOVEL] Indonesia Mencari Jodoh: BAB 2

Storial Co Photo Verified Writer Storial Co

#CeritainAja - Situs berbagi cerita | Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya