[NOVEL] Indonesia Mencari Jodoh: BAB 4

Penulis: anothermissjo 

Chapter 4

 

Christy tercengang mendengar pertanyaan itu. Setelah diperhatikan lagi rupanya laki-laki di belakangnya tempo hari adalah laki-laki yang sama yang sedang berada di depannya sekarang! Demi planet Mars! Christy tidak menyangka Essan mengikuti acara yang sama dengannya, laki-laki itu dapat mendengar kalimatnya dengan jelas. Christy cuma bisa nyengir. Ini benar-benar canggung. Apa yang dia bicarakan dengan Riana dapat didengar dengan baik oleh Essan?

"Hah? Ng-ng-nggak." Christy gelagapan, berusaha bangun tapi baru mencoba sebentar dia justru terpleset lagi menginjak dress miliknya hingga harus menabrak tubuh Essan sekali lagi. Oh, satu kelemahan Christy. Jika bertemu dengan laki-laki rupawan maka yang namanya kecerobohan akan muncul begitu saja. Ibaratnya laki-laki tampan itu virus yang dapat membuatnya sakit.

"Kayaknya kamu lebih suka kita tiduran di tanah kayak gini," kata Essan terkekeh jahil.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku. Apa aku biasa aja dibanding Cha Eunwoo dari grup boyband Astro itu?"

Christy nyengir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Kamu ganteng kok. Tiap orang punya sisi ganteng yang berbeda."

Essan menarik senyum. Kemudian, Christy kembali mencoba bangun. Kali ini tidak ada drama ala-ala jatuh untuk ketiga kalinya. Malu-maluin!

"Berarti kamu suka boyband Korea? Apa Astro kesukaan kamu?" tanya Essan saat mulai berdiri.

Christy menggeleng. Malu dong kalau dijawab suka, nanti ketahuan dulunya Kpopers sejati. Biar begitu dia bukan penganut BIM alias Bias is Mine—yang kalau idolanya punya pasangan langsung meraung-raung tidak jelas. Christy masih tahap wajar mengidolakan seseorang.

"Sepupu aku suka sama hal-hal berbau Korea. Malah dia addicted banget. Kamu harus ketemu dia lain waktu. Kalian pasti langsung klik," cerita Essan.

Christy terkejut mendengarnya. Apakah ini sebuah sinyal? Mungkinkah Essan nyaman bersamanya? Jangan percaya diri dulu. Saingannya masih banyak! "Oh, adik kamu suka Korea juga. Aku cuman suka dramanya aja sih, ya paling sama beberapa lagunya." Christy menjelaskan.

Essan memberi kode melalui tangannya guna membiarkan Christy jalan lebih dulu. Setelah itu barulah dia bicara lagi. "Drama? Mamaku juga suka nonton drama Korea karena didoktrin sama sepupuku itu. Kalian bertiga cocok. Kalau ketemu mungkin yang dibahas drama, bukan hal lain," kekeh Essan.

"Mungkin kamu perlu nonton dramanya sekali-kali. Nggak semuanya menye sih, tapi menarik untuk ditonton. Ada beberapa drama tentang kriminal yang seru.”

"Oh, ya? Boleh, lain kali kita perlu nonton drama kriminal yang seru versi kamu. Kalau serial barat, kamu suka yang kayak gimana?"

"Aku lebih suka yang penuh tantangan dan teka-teki. Contohnya CSI, Criminal Minds, S.W.A.T, 9-1-1, Law and Order."

Essan manggut-manggut. Senyumnya semakin merekah. "Selera kita sama. Kapan-kapan kalau ada kesempatan, kita tonton S.W.A.T bareng."

Christy mengangguk sambil ikut menarik senyum. Baru sehari, tapi rasanya Essan mampu mengimbangi obrolan yang menurut dirinya sendiri tidak penting. Laki-laki itu tahu bagaimana menanggapinya. "Omong-omong kok kamu bisa dengar pembicaraan aku?" Christy tiba-tiba mempertanyakan hal itu di tengah langkah mereka.

Essan terkekeh sebentar membayangkan percakapan Christy dengan temannya. Lucu. Sangat lucu. "Suara kamu sama teman kamu nggak pelan. Kalian nggak bisik-bisik sih, jadi aku bisa dengar. Lucu aja bahas Eunwoo."

Christy kembali nyengir merasa bodoh sudah mempertanyakan hal itu. Tahu begitu tidak usah bertanya. Biar saja Essan menyimpan kenapa dia bisa mendengar suaranya.

Ini gara-gara Riana sih! Ugh!

* * *

Christy bernapas lega setelah episode pertama dia masih diberi kesempatan oleh Essan setelah membandingkannya dengan personel boyband. Untuk kedua kalinya Essan disuruh memilih perempuan yang menurutnya paling menarik untuk diajak jalan-jalan keluar. Entah ada angin apa, Christy dikasih kesempatan itu lagi. Mendapat giliran pertama lagi!

"Nggak, aku nggak mau coba hal-hal kayak gini," tolak Christy mentah-mentah setelah tiba di tujuan mereka. Christy tidak pernah takut akan hal apa pun kecuali ketinggian. Naik wahana halilintar di Dufan saja tidak bersedia, sekarang malah disuruh naik bungee jump!

"Kenapa, Chris? Kamu nggak suka? Kebetulan aku suka hal-hal menantang kayak gini." Essan memberitahu sambil tersenyum.

Melihat senyum Essan rasanya Christy ingin mengomel. Di balik senyum ramah itu tersimpan sejuta siasat jahat yang membuatnya jantungan! "Aku takut ketinggian. Pokoknya aku nggak mau. Kamu naik sendiri aja, aku tunggu sini.”

"Chris, ayo dong. Sekali-kali coba. Bener nggak mau ngerasain bungee jumpTrust me, kamu nggak akan kenapa-kenapa. Aman kok."

"Aman? Banyak video yang menampilkan hal-hal yang nggak diinginkan. Pokoknya aku tunggu di sini."

Para kru yang merekam mereka sampai saling melihat karena baru sekali ini pesertanya begitu gigih menolak. Untung siaran mereka bukan siaran langsung sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk tidak merekam di kala perdebatan yang tampaknya akan lebih panjang dari episode acaranya sendiri.

"Kalau kamu bersedia naik bungee jump, kamu boleh ajak aku ke tempat yang menurut kamu, aku nggak akan suka. Gimana?"

Christy berpikir sejenak. Pikiran dan hatinya saling mengkonfrontasi. Dan akhirnya pikirannya yang menang. "Ya, boleh deh kalo gitu. Benar ya?"

"Benar kok. Aku janji sama kamu."

Melihat Christy akhirnya setuju para kru kembali merekam mereka. Setelah kemarin adegan jatuh ala drama Korea Christy, sekarang mereka perlu merekam adegan apalagi yang akan menghebohkan para penontonnya kelak. Tidak membutuhkan beberapa menit akhirnya mereka tiba di puncak tertinggi yang menawarkan segalanya. Keindahan, panorama, termasuk ketakutan. Kaki Christy seakan mati rasa, gemetaran, termasuk bibirnya mendadak kering terhantam angin kencang yang menakutkan. Semua pengaman telah terpasang dengan baik.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Are you ready, Chris?" Essan bertanya, masih sempat-sempatnya menunjukkan senyum.

Christy mengambil napas dalam-dalam, lalu mengembuskan kasar. Dia menggeleng cepat. Wajahnya mendadak pucat pasi. Dia tidak tahu bungee jump akan setinggi ini.

"Kalau gitu aku duluan ya?"

"Essan, kayaknya aku nggak jadi. Sumpah, ini tuh serem banget.” Christy meremas lengan Essan yang hendak melangkah supaya dapat memulai permainan adu nyali ini.

Essan melihat Christy sebentar, lalu tertawa pelan. Tangannya mengacak-acak rambut yang sudah berantakan terkena embusan angin. "Hey, everything is gonna be okay, Chris. Kamu nggak akan tiba-tiba hilang karena terjun dari sini."

"Ini memang nggak bikin tiba-tiba hilang, tapi aku bisa mati mendadak pas udah sampai bawah."

"Yakin? Makanya kamu coba dulu. Semua nggak akan terbukti kecuali kamu coba."

Christy mendelik tajam. "Terus kalau sampai bawah gue meninggal, lo mau tanggung jawab?" Buru-buru Christy mengubah nada bicaranya yang mulai meninggi termasuk kata-kata tidak sopannya. "Pokoknya aku nggak jadi coba. Aku mau turun aja."

Essan semakin terkekeh karena kepanikan Christy yang menurutnya terlihat menggemaskan. Satu tangannya meraih lengan Christy yang hendak pergi dari sana.

"Kalau kamu takut sendirian, kita turun berdua. Gimana? Bisa kok terjun berdua," tawar Essan mencoba membujuk.

Christy menggeleng, tapi detik berikutnya Essan kembali membujuk. "Berdua lebih baik daripada kamu sendirian, Chris. Pasti lebih menyenangkan kok.”

Christy mendesah kasar. Tak disangka Essan pemaksa. Kalau tahu bakal menyeramkan begini lebih baik tidak dipilih.

"Gimana, Chris? Kalau kamu nggak mau juga nggak apa-apa. Aku nggak bisa maksa," kata Essan akhirnya.

Christy akhirnya berbalik badan dan berkata, "Ya sudah deh. Coba berdua ya. Aku nggak mau sendirian."

Essan mengangguk. Keduanya segera mendekati batas ujung melompat ke bawah yang beruntungnya di bawah mereka adalah kolam renang. Sebenarnya tidak tinggi-tnggi amat cuma Christy kelewat takut sama ketinggian jadi sudah parno duluan. Efek keseringan melihat hal yang tidak-tidak terjadi makanya ketakutan semakin menjadi.

Essan merasakan tangan Christy gemetaran sambil terus mencengkram lengannya dengan kuat. "Kalau kamu nggak mau, batalin juga nggak apa-apa, Chris. Nggak tega lihat kamu takut gini," ucap Essan merasa kasihan.

Christy menggeleng. "Nggak, aku mau coba. Berdua, kan? Anggap aja ini lagi sidang di pengadilan. Perasaan deg-deg-annya sama kayak gini."

Essan kembali terkekeh. Detik berikutnya tanpa aba-aba Essan mengangkat tubuh Christy. Sontak, Christy sigap mengalungkan tangannya di leher Essan. "Katanya kamu takut jadi aku gendong. Kayaknya lebih baik begini. Aku pastikan kamu baik-baik aja selama berada dalam dekapan aku." Essan menjelaskan saat tatapan heran Christy muncul seolah mempertanyakan maksudnya.

"Kamu nggak keberatan? Berat badan aku nggak selangsing itu deh."

"Kamu enteng kok. Kalau berat pasti aku nggak sanggup buat gendong kayak gini. Tenang aja. Yang penting kamu harus percaya sama aku sekarang. Kamu percaya kalau kita akan baik-baik aja, kan?"

Christy awalnya ragu, tapi melihat sorot mata Essan yang menunjukkan keseriusannya, maka dia mengangguk.

"Makasih sudah mau percaya, Chris. Kita mulai sekarang ya. Pegangan yang erat. Aku bakal pegang kamu erat-erat dan nggak akan ngebiarin kamu jatuh." Essan mengingatkan. Sementara itu, Christy mengeratkan pelukan pada lehernya.

Beberapa menit kemudian secara bersama-sama, dengan perasaan takut yang menjalar di seluruh tubuh Christy, akhirnya Essan melompat. Christy berteriak sekencang-kencangnya, sedangkan Essan tampak tersenyum menikmati permainan yang didasari keberanian tingkat dewa. Sesekali ada tawa yang muncul saat Essan memperhatikan Christy yang ketakutan sambil menjerit panik. Setelah sudah selesai, Essan membiarkan dirinya tetap menggendong Christy sampai perempuan itu tenang lebih dulu.

"Are you okay, Chris? Gimana? Seru, kan?"

"Ini terakhir kali aku cobain hal-hal menantang maut. Ya seru sih, cuma tetap aja nggak bagus buat jantung. Makasih ya sudah ngajak ke sini, dan bikin aku hampir mati," jawab Christy agaknya mencibir.

Essan tertawa kecil. "Oke, oke, ini terakhir kali. Kalau gitu, kira-kira ke mana kamu mau ngajak aku pergi seandainya dapat kesempatan jalan berdua lagi?" Essan menurunkan Christy yang mulai tenang.

Christy menarik kedua sudut bibirnya menciptakan senyum penuh arti yang sempurna. Sambil memangkas jarak antaranya dengan Essan, dia menjawab, "Kalau ada kesempatan jalan sama kamu lagi, aku mau ngajak kamu ke tempat yang kayaknya bukan kamu banget. Dekat-dekat ini kayaknya bakal ada acara."

"Ke mana? Pengadilan? Nggak, kan?"

Christy nyengir. Dia merasa ini adalah pembalasan yang tepat. Menit berikutnya dia mendekatkan bibirnya ke telinga Essan setelah berjinjit. "Nonton konser boyband asal Korea Selatan. Bukan Astro. Jadi kamu nggak perlu takut aku bandingkan sama Eunwoo."

* * *

Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

storial.co
Facebook: Storial
Instagram: storialco
Twitter: StorialCo
YouTube: Storial co

Baca Juga: [NOVEL] Indonesia Mencari Jodoh: BAB 3

Storial Co Photo Verified Writer Storial Co

#CeritainAja - Situs berbagi cerita | Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya