[NOVEL] Penyap-BAB 1
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Satu
Leo
Ketika kami bertemu di rel kereta
Editor’s picks
GETARAN di bawah punggungku masih terasa meskipun ekor kereta sudah hampir tidak terlihat. Mungkin, bukan getaran yang sesungguhnya, melainkan hanya ingatan bahwa punggungku bergetar.
Gadis itu masih menatap kereta sehingga wajahnya berada di hadapanku. Dilihat dari jarak sedekat ini, parasnya tampak berbeda meskipun alis tipis, bibir pucat, dan topi kupluknya masih sama. Matanya menyorotkan kerapuhan yang dia poles dengan ketegasan.
Sekarang, mata itu menatapku ... tanpa basa-basi.
Aku memerintahkan mulutku untuk bergerak, tetapi tidak ada yang terjadi. Gadis itu mengerjap sekali, dua kali, lalu menatap ke balik bahuku.
Kenapa sekarang aku bisa ragu-ragu padahal minggu lalu aku bisa mengatakan hal konyol kepada semua orang?
Dari tempat kami duduk di pinggir rel dengan baju bernoda tanah, dengungan kereta masih terdengar. Ke mana semua energi itu pergi? Barangkali, karena keadaan kami yang sekarang berbeda, apalagi dengan kenyataan bahwa kami masih hidup, dan pertemuan kami yang sekarang merupakan bagian dari campur tangan kematian.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.