[NOVEL] Save Our Story-PROLOG

Penulis: Pradnya Paramitha

Perempuan itu tadinya begitu menggebu-gebu menjelaskan konsep advertorial alias paid article yang ditawarkan kepada klien. Bagaimana garis besar isi artikelnya, keterkaitan topik itu dengan campaign milik brand, bridging point-nya supaya iklan terasa smooth, serta keuntungannya bagi pembaca sekaligus bagi brand.

Nada dan ekspresinya sangat menyakinkan. Maklum, dia sudah melakukan ini lebih dari tiga tahun. Meski awalnya dia adalah orang editorial, belakangan dia merasa sudah mirip dengan sales dan marketing karena harus bermanis-manis pada klien agar konsep advertorialnya disetujui. Namun, hanya perlu satu notifikasi email masuk di ponselnya untuk membuat konsentrasinya buyar.

Kalimatnya terhenti di tengah-tengah, dan mendadak pikirannya terpecah. Untung saja si klien tidak menangkap kejanggalan itu dan menganggap presentasinya memang sudah selesai, meski tidak dengan tanda baca yang seharusnya.

"Duh, gimana ya? Kayak ada yang kurang sreg sama topik-topiknya. Kurang sesuai dengan objective kita gitu. Nanti bridging ke brand kita apa nggak terlalu maksa? Kenapa kita nggak langsung ke arah tourism aja?"

Sekuat tenaga, perempuan itu berusaha untuk tidak melirik-lirik ponselnya. Kurang konsentrasi saat berhadapan dengan klien bisa memberi kesan buruk. Meski begitu, nama pengirim email yang tertera pada notification bar itu sangat mengusiknya.

"Kalau kita langsung pakai topik tourism, targetnya menjadi sempit," terangnya, masih dengan senyum manis. "Atau mungkin kita buat variasi saja. Jadi ada konten yang bertema tourism, ada yang tips umum, relationship, dan hiburan. Jadinya konten lebih lengkap dan jangkauannya lebih luas."

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Perempuan itu sangat bersyukur saat rekannya yang bagian Account Manager menimpali. Saat si klien dan si Account Manager berdiskusi, perempuan itu tak bisa menahan diri. Diam-diam dia membuka email yang baru masuk beberapa menit lalu dengan sedikit berdebar. Email itu tidak panjang. Hanya dua paragraf dengan bahasa yang ringan.

Timbavati bener-bener panas. Seminggu di tanah Afrika Selatan ini, tiga harinya aku demam tinggi. Haha. But everything is okay. Life is beautiful here in Timbavati. Aku bisa motret jaguar, leopard, dan bahkan beruang madu.

How are you, anyway? Lama nggak ada kabar, is everything fine?

Timbavati adalah lokasi terakhir di perjalanan John. Sekarang aku di L.A menyelesaikan ini dan itu. I really miss you. Kalau nggak ada apa-apa, aku akan pulang ke Indo dua minggu lagi.

P.S. I still love you.

***

Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

www.storial.co
Facebook : Storial
Instagram : storialco
Twitter : StorialCo
Youtube : Storial co

Baca Juga: [NOVEL] The Benefits of Heartbreak - BAB 1

Storial Co Photo Verified Writer Storial Co

#CeritainAja - Situs berbagi cerita | Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya