[CERPEN] Kecemasan Kitty Dan Tinny

Mungkinkah mereka bisa bersama lagi?

 

Kitty dan Tinny adalah kucing anggora. Untuk sementara mereka tinggal di toko hewan piaraan Jonathan’s Pet Shop. Pemilik toko itu adalah Pak Jonathan yang ramah dan sayang pada semua hewan di tokonya. Kitty dan Tinny berada dalam satu kandang.

“Aku tak ingin pergi dari toko ini. Pak Jonathan sangat sayang pada kita. Pak Jonathan selalu membersihkan tubuh kita dan memberi kita makanan yang lezat,” kata Kitty suatu hari.

“Aku pun begitu,” sahut Tinny. “Tapi itu tidak mungkin. Kalau tidak ada yang membeli kita, bagaimana Pak Jonathan mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya?”

“Ah, kau benar,” kata Kitty. “Semoga ada orang yang membeli kita, sehingga Pak Jonathan mendapatkan uang.”

“Aku berharap orang itu membeli kita berdua,” sahut Tinny. “Aku tak ingin berpisah denganmu, Kitty.”

“Begitu pula aku,” Kitty menyahut. “Kamu temanku yang baik. Aku ingin selalu bersamamu, Tinny.”

“Tetapi, apa itu mungkin?” tanya Tinny merasa cemas. “Bagaimana kalau nanti orang itu, siapapun dia, membeli kamu atau aku saja? Oh, kita akan berpisah, Kitty.”

“Oh, tidak,” sahut Kitty. “Aku tak ingin itu terjadi.”

Kitty dan Tinny berpelukan dan menangis, seolah perpisahan sudah terjadi.

“Bagaimana kalau kita berdoa? Memohon pada Tuhan agar kita selalu bersama?” kata Kitty.

“Kau benar,” sahut Tinny. “Ayo, kita berdoa.”

Mereka pun berdoa.

***

Suatu hari datanglah seorang bapak dan seorang gadis kecil berkacamata. Mereka berbicara dengan Pak Jonathan, lalu berjalan mendekati kandang Kitty dan Tinny.

Gadis berkacamata itu tampak ceria melihat Kitty dan Tinny yang lucu. Gadis kecil itu berbicara pada bapaknya. Kemudian si bapak berbicara pada Pak Jonathan perihal harga. Setelah tercapai kesepakatan harga, lalu Pak Jonathan membuka pintu kandang dan mengeluarkan Tinny.

“Tinny! Jangan tinggalkan aku!” teriak Kitty hendak melompat keluar, tetapi pintu kandang segera ditutup oleh Pak Jonatahan.

“Kitty! Tolong aku! Aku tak mau berpisah denganmu!” teriak Tinny dalam pondongan Pak Jonathan.

Apa daya, mereka pun berpisah. Kitty menangis di dalam kandang.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

***

Seminggu kemudian datanglah seorang ibu dan gadis kecil bertubuh gemuk di Jonathan’s Pet Shop. Mereka berbicara dengan Pak Jonathan, lalu berjalan mendekati kandang Kitty.

Si gadis gemuk tampak ceria melihat Kitty yang lucu, lalu berbicara pada ibunya. Kemudian si ibu berbicara pada Pak Jonathan perihal harga. Setelah tercapai kesepakatan harga, lalu Pak Jonathan membuka pintu kandang dan mengeluarkan Kitty.

Kitty dibawa oleh si gadis gemuk dan ibunya pergi naik mobil. Di dalam mobil, si gadis gemuk berkali-kali memeluk Kitty. Gadis gemuk itu tampak bahagia sekali dan berkali-kali mengucapkan terima kasih pada ibunya.

Mereka sampai di sebuah rumah yang besar dan mewah. Si gadis gemuk membawa Kitty ke taman di samping rumah. Di taman tampak seorang gadis lain, duduk bersila menghadap ke arah lain.

“Kakak!” si gadis gemuk berseru memanggil.

Si gadis yang duduk bersila di rumput taman itu menoleh. Oh, itu si gadis kecil berkacamata!

“Kakak, lihat! Sekarang aku juga punya kucing anggora,” kata si gadis gemuk.

“Syukurlah kucing itu belum dibeli orang,” jawab si gadis berkacamata. Gadis itu memeluk seekor kucing anggora.

“Kitty!” teriak kucing dalam pelukan gadis berkacamata.

“Tinny!” seru Kitty, lalu melompat dari pelukan si gadis gemuk.

Kitty dan Tinny berlari saling mendekat, lalu saling mengangkat kedua kaki depan, kemudian berpelukan.

Si gadis berkacamata dan si gadis gemuk terkejut melihat adegan itu.

“Lihat, adikku,” kata si gadis berkacamata. “Rupanya mereka gembira bisa bertemu lagi.”

“Benar, kakak,” sahut si gadis gemuk. “Mereka akan menjadi teman yang menyenangkan buat kita.”

“Yuk, kita main bersama mereka,” ajak si gadis berkacamata.

“Ayo!” sahut si gadis gemuk.

Dua gadis kecil itu pun bermain bersama Kitty dan Tinny. Dua gadis kecil itu tampak bahagia. Begitu pula Kitty dan Tinny, mereka sangat bahagia bisa bersama lagi.

***SELESAI***

 

Sulistiyo Suparno Photo Verified Writer Sulistiyo Suparno

Senang menulis cerpen, karena tidak bisa melukis.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya